Pasukan Ukraina Serang Makiivka yang Diduduki Rusia  

FILE - Sebuah bangunan hancur yang konon pernah digunakan untuk menampung tentara Rusia di Makiivka, Ukraina yang dikuasai Rusia, 10 Januari 2023. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Militer Ukraina mengatakan telah menghancurkan formasi pasukan Rusia di wilayah Donetsk di Ukraina Timur.

Ukraina mengatakan serangan itu terjadi di daerah Makiivka yang diduduki Rusia.

Para pejabat Rusia mengatakan serangan Ukraina menewaskan satu warga sipil dan melukai 36 lainnya.

Ukraina dan Rusia saling menuduh pihak lain merencanakan serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia di bagian tenggara Ukraina.

Lokasi itu telah menjadi sumber kekhawatiran hampir sepanjang konflik sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Badan pengawas nuklir PBB telah berulang kali mengingatkan mengenai potensi bencana dengan penembakan yang berlangsung di daerah itu. Rusia dan Ukraina saling menuding pihak lain yang bersalah atas penembakan tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan ia membahas isu ini dalam percakapan teleponnya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

“Seluruh dunia sekarang harus menyadari bahwa keamanan bersama bergantung sepenuhnya pada perhatian global terhadap tindakan penjajah di PLTN itu. Rusia harus benar-benar menyadari bahwa dunia menyaksikan skenario yang disiapkan teroris, dan dunia siap untuk menanggapi,” kata Zelenskyy dalam pidato hariannya, Selasa malam. Radiasi merupakan ancaman bagi semua orang di dunia, dan PLTN harus dilindungi sepenuhnya dari insiden radiasi apa pun.”

BACA JUGA: Rusia akan Diselidiki karena Lakukan Kejahatan Agresi atas Ukraina

Seorang penasihat bagi kepala entitas Rusia yang mengoperasikan jaringan nuklir Rusia menuduh Ukraina berencana menggunakan “senjata jarak jauh presisi tinggi” untuk melancarkan serangan terhadap PLTN Zaporizhzhia.

PLTN Zaporizhzhia adalah pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan telah berada di bawah kontrol Rusia sejak pekan-pekan awal invasinya.

Dirjen Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Selasa bahwa koneksi PLTN itu ke saluran listrik eksternal utamanya telah terputus. Ini berarti PLTN itu harus beralih ke saluran cadangan guna mendapatkan listrik yang diperlukan untuk “fungsi keamanan dan keselamatan nuklir yang penting.”

“Kali ini PLTN menghindari hilangnya semua daya eksternal – yang terjadi tujuh kali sebelumnya selama konflik - tetapi pemutusan saluran listrik terbaru kembali menunjukkan situasi genting mengenai keamanan dan keselamatan nuklir di PLTN itu,” kata Grossi dalam sebuah pernyataan.

PLTN itu telah berulang kali mengalami pemadaman listrik dan juga ketersediaan airnya yang diperlukan untuk aktivitas pendinginan terancam akibat penghancuran bendungan Kakhovka pada awal Juni. [uh/ab]