Pada Rabu (29/12), Paus Fransiskus membandingkan keluarga suci Yesus dengan para migran saat ini, layaknya keluarga Nazareth, sebagai korban yang tercerabut dari tanah mereka sendiri dan menjadi terombang-ambing. Ia menyebutnya sebagai sebuah ‘skandal kemanusiaan.’
“Kita membayangkan Yesus yang melarikan diri ke pelukan Santo Yosef dan Maria, dan kita melihat dalam dirinya sosok-sosok para migran saat ini,” kata Fransiskus kepada massa yang berkumpul untuk audiensi umum mingguannya. “Migrasi adalah kenyataan saat ini yang tidak boleh kita abaikan, ini adalah sebuah skandal sosial kemanusiaan.”
“Dalam pelariannya ke Mesir untuk menghindari murka Herodes, Keluarga Suci mendapatkan penghinaan dan mengalami langsung kegentingan dan rasa sakit karena harus meninggalkan tanah air mereka,” tambah paus berusia 85 tahun itu.
Fransiskus menuduh para penguasa yang lalim, baik dulu maupun sekarang, menjadi seperti serigala bagi orang lain.
BACA JUGA: Paus Mohon Masyarakat Internasional Bantu Migran“Bagi para tiran, manusia tidak ada artinya, hanya kekuasaanlah yang paling penting dan apabila mereka membutuhkan ruang atau kekuasaan, mereka lantas membunuh mereka,” ungkapnya. “Sejarah dipenuhi sosok-sosok yang hidup dalam belas kasihan ketakutan mereka sendiri, mencoba untuk mengatasinya dengan menggunakan kekuasaan secara lalim, menjalankan niatan kejam yang tidak manusiawi.”
Pada ulang tahunnya 17 Desember lalu, Paus Fransiskus bertemu dengan sekelompok migran yang dibawa ke Italia, sebagai bagian dari inisiatifnya untuk mengatur pemindahan 50 orang migran dari Siprus, menyusul kunjungannya ke sana pada awal bulan.
Fransiskus, yang terpilih sebagai paus pertama dari Amerika Latin pada 2013, telah menjadikan pembelaannya terhadap para migran dan pengungsi sebagai landasan kepausannya.
Pada tahun 2016, paus mengunjungi Lesbos, yang saat itu berada di garis depan krisis migrasi Eropa, dan mengatur agar 12 pengungsi Suriah kembali ke Italia bersamanya. [rd/jm]