Paus Kritik Barat atas Upaya Ekspor Demokrasi ke Irak, Libya

Paus Fransiskus bertemu Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, usai menerima penghargaan internasional Charlemagne Prize of Aachen (Karlspreis) dalam upacara di Vatikan (6/5).

Paus sering menyerang apa yang ia sebut "kolonialisme budaya," di mana negara-negara Barat ingin memberlakukan nilai-nilai mereka di negara-negara berkembang dengan imbalan bantuan asing.

Paus Fransiskus mengkritik kekuatan-kekuatan Barat yang mencoba mengekspor model demokrasi mereka ke negara-negara seperti Irak dan Libya tanpa menghormati budaya politik lokal, menurut sebuah wawancara yang diterbitkan Senin (16/5).

Berbicara kepada surat kabar Katolik Roma di Perancis, La Croix, bahwa Eropa seharusnya mengintegrasikan para migran dengan lebih baik dan ia memuji pemilihan walikota baru London yang Muslim sebagai contoh integrasi migran yang berhasil.

"Berhadapan dengan terorisme Islamis sekarang ini, kita seharusnya mempertanyakan cara model demokrasi yang terlalu Barat diekspor ke negara-negara di mana ada kekuatan yang kuat saat itu, seperti di Irak, atau Libya, di mana ada struktur kesukuan," ujarnya.

"Kita tidak dapat maju tanpa mempertimbangkan budaya-budaya ini," kata Paus.

"Seperti yang dikatakan seorang Libya baru-baru ini, 'Dulu kita punya seorang Gaddafi, sekarang ada 50 orang'," ujarnya, mengacu kepada mantan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, yang digulingkan dan dibunuh tahun 2011.

Paus sering menyerang apa yang ia sebut "kolonialisme budaya," di mana negara-negara Barat ingin memberlakukan nilai-nilai mereka di negara-negara berkembang dengan imbalan bantuan asing.

Ia mengatakan mengisolasi migran tidak hanya salah tapi juga salah arah dalam perang melawan terorisme.

Ia menunjuk pada serangan-serangan militan di Brussels pada bulan March ketika tiga pembom bunuh diri menewaskan 32 orang, dan "teroris-teroris itu orang Belgia, anak-anak migran, tapi mereka datang dari ghetto (tempat tinggal minoritas)."

Paus memuji pemilihan Sadiq Khan bulan ini sebagai walikota Muslim pertama di London.

"Di London, walikota baru disumpah di dalam katedral dan barangkali diterima oleh Ratu. Hal ini menunjukkan pentingnya bagi Eropa untuk mengembalikan kemampuan mereka untuk berintegrasi," ujar Paus.

Sepuluh hari lalu, Paus mengecam Eropa atas apa yang ia anggap respon yang tidak memadai atas gelombang migran yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika. [hd/dw]