Setelah enam bulan vakum, Paus Fransiskus kembali ‘menemui’ jemaat hari Rabu (2/9). Dalam audiensi publik pertama itu, ia memperingatkan bahwa Lebanon menghadapi "bahaya ekstrem yang mengancam keberadaan negara itu" pasca ledakan besar bulan lalu.
Pemimpin Gereja Katolik itu memusatkan perhatian pada Lebanon, setelah negara itu dilanda bencana ledakan besar di pelabuhan Beirut hampir sebulan lalu. Ledakan menewaskan lebih dari 180 orang dan melukai sedikitnya 6.500 orang.
"Lebanon tidak bisa dibiarkan sendirian," ujar paus pada audiensi terbatas dengan publik. Audiensi ditangguhkan karena krisis virus corona.
BACA JUGA: Presiden Perancis Beri Waktu Pemimpin Lebanon 3 Bulan untuk Buat Perubahan"Sebulan setelah tragedi itu ... pikiran saya masih tertuju pada Lebanon dan penduduknya yang kesulitan," ujar Fransiskus. Ia memegang bendera Lebanon yang dibawa ke hadapan hadirin oleh seorang pendeta muda.
Paus mengajak seluruh dunia berdoa dan berpuasa bersama pada hari Jumat. Ia akan mengirim Menteri Luar Negeri Vatikan, Kardinal Pietro Parolin ke Lebanon pada hari itu. [ka/jm]