Paus Fransiskus di Vatikan hari Rabu (6/10) menyampaikan penyesalan bahwa ia dan Gereja Katolik tidak berbuat lebih banyak untuk melindungi ratusan ribu anak yang mengalami pelecehan seksual oleh pendeta gereja dan anggotanya di Prancis selama beberapa dekade.
Pendeta Katolik Prancis melakukan pelecehan seksual terhadap 200.000 lebih anak di negara itu dalam 70 tahun terakhir, menurut penyelidikan sebuah komisi independen.
Laporan panel itu mengatakan 100.000 lebih anak lainnya menjadi korban pelecehan oleh anggota gereja seperti guru di sekolah Katolik.
“Sayangnya jumlahnya cukup banyak. Saya ingin mengungkapkan kepada para korban kesedihan dan rasa sakit saya atas trauma yang mereka derita,” kata Paus Fransiskus pada penampilan publik mingguannya di Vatikan. "Ini juga merupakan rasa malu saya, rasa malu kami ... atas ketidakmampuan gereja yang terlalu lama untuk memusatkan perhatian terhadap mereka."
BACA JUGA: Paus Prihatin dan Malu Atas Skala Pelecehan Seksual Gereja Katolik di PrancisPaus mengatakan para Uskup harus memastikan “tragedi serupa tidak terjadi lagi.”
Laporan panel, yang dirilis Selasa itu, mengatakan Gereja Katolik menutupi "fenomena besar" dengan "selubung keheningan" yang berlangsung selama beberapa dekade.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron Hari Rabu (6/10) memuji “niat pertanggungjawaban" Gereja Katolik Prancis karena keputusannya untuk "menghadapi" skandal tersebut.
“Sampai awal 2000-an, Gereja Katolik menunjukkan ketidakpedulian yang mendalam dan bahkan kejam terhadap para korban,” kata laporan itu.
BACA JUGA: Laporan: 330.000 Anak Diperkirakan Jadi Korban Pelecehan Seks Gereja Katolik di PrancisLaporan komisi itu, yang dirilis setelah penyelidikan selama dua setengah tahun, mengatakan para pendeta Katolik di Prancis melakukan pelecehan seksual terhadap sekitar 216.000 anak di bawah umur sejak 1950 dan bahwa lebih dari 110.000 telah menjadi korban oleh anggota gereja. [my/ka]