Pejabat tinggi PBB di Yaman, hari Senin (16/9), mengatakan kepada Dewan Keamanan di New York bahwa serangan terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi selama akhir pekan, merupakan tanda negara yang dilanda perang itu bisa terjerumus ke dalam konflik yang lebih besar. Serangan itu sendiri telah diklaim pemberontak Houthi sebagai aksinya.
Pengarahan singkat melalui teleconference dari Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, mengatakan: "Serangan terhadap fasilitas ARAMCO di Arab Saudi Sabtu pagi lalu, 14 September, yang telah menyebabkan gangguan signifikan pada produksi minyak mentah Kerajaan itu, berdampak jauh di luar wilayah itu. "
BACA JUGA: Pejabat Militer AS Laporkan Serangan atas Fasilitas Minyak Saudi kepada TrumpKantor koordinasi urusan kemanusiaan PBB, OCHA, memperkirakan sekitar 80 persen populasi atau 24 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan.
Duta Besar PBB untuk AS yang baru ditunjuk, Kelly Craft, dalam pengarahan pertamanya pada Dewan, mengecam serangan ARAMCO "sekeras-kerasnya."
"Kita semua harus memiliki pandangan jernih mengenai peristiwa ini, serangan langsung terhadap pasokan energi dunia," kata Craft. [my/pp]