Sebulan setelah konflik mematikan memutus wilayah Tigray di Ethiopia dari dunia, PBB, Rabu (2/12) malam, mengatakan badan dunia itu dan pemerintah Ethiopia telah membuat terobosan penting,
Mereka telah menandatangani kesepakatan untuk memungkinkan terciptanya akses-akses kemanusiaan "tanpa hambatan", setidaknya untuk kawasan-kawasan yang berada di bawah kendali pemerintah federal setelah perdana menteri negara itu mendeklarasikan kemenangannya akhir pekan lalu.
Mengkonfirmasi rincian-rincian kesepakatan itu di Markas Besar PBB di New York, Juru Bicara Stephane Dujarric mengatakan bahwa semua distribusi bantuan akan dilakukan "sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, ketidakberpihakan, kemerdekaan dan netralitas yang disepakati secara global."
Kesepakatan itu akan memungkinkan makanan pokok, obat-obatan dan berbagai bantuan lainnya masuk ke wilayah berpenduduk enam juta orang itu.
BACA JUGA: PM Ethiopia Serukan Sidang Luar Biasa Parlemen Terkait TigrayPBB melaporkan, jutaan orang di sana mengalami kelaparan akibat pertempuran antara pemerintah federal dan pemerintah daerah Tigray. Masing-masing pihak menganggap satu sama lain ilegal dalam perebutan kekuasaan yang telah berlangsung berbulan-bulan.
Selama berpekan-pekan, truk-truk bermuatan bantuan telah diblokir di perbatasan-perbatasan Tigray. PBB dan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan ingin segera menjangkau Tigray mengingat kasus kelaparan yang meningkat dan banyak rumah sakit kehabisan persediaan pokok seperti sarung tangan dan kantung jenazah.
Lebih dari 1 juta orang di Tigray sekarang diperkirakan mengungsi, termasuk lebih dari 45 ribu orang yang melarikan diri ke sebuah daerah terpencil di negara tetangga, Sudan. [ab/lt]