Seorang pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Afrika, Rabu (9/8) menyerukan solusi negosiasi untuk konflik di Sudan, dengan mengatakan tidak ada alternatif.
“Seruan sebagian orang untuk melanjutkan perang guna mencapai kemenangan militer hanya akan berkontribusi pada kehancuran negara,” kata Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Afrika, Martha Pobee, kepada Dewan Keamanan PBB.
“Semakin lama perang ini berlanjut, semakin besar risiko perpecahan, dan campur tangan asing, dan terkikisnya kedaulatan, dan hilangnya masa depan Sudan, terutama anak-anak mudanya.”
Ia menyatakan keprihatinan khusus mengenai sifat etnis pertempuran di wilayah Darfur, terutama di Darfur Barat, yang telah mengalami kekerasan berbasis etnis yang brutal.
“Ini sangat mengkhawatirkan dan bisa dengan cepat menjerumuskan negara dalam konflik etnis yang berkepanjangan dengan meluas secara regional,” katanya memperingatkan.
Darfur mengalami kekerasan etnis berskala luas dan kejahatan terhadap kemanusiaan di awal tahun 2000-an. Pengadilan Kriminal Internasional membuka penyelidikan atas situasi tersebut pada tahun 2005 dan mendakwa Presiden Sudan saat itu Omar al-Bashir melakukan genosida. Ia masih di luar tahanan pengadilan meskipun telah digulingkan dari kekuasaan dalam kudeta militer pada April 2019. [my/jm]