Seorang pejabat politik PBB memperingatkan bahwa rencana Israel untuk membangun lebih banyak permukiman di Yerusalem timur mengancam prospek keberadaan negara Palestina.
Hal itu diungkapkan Rabu (29/10) dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB, yang diminta Yordania atas nama Palestina. Palestina meminta pembangunan semacam itu dihentikan.
Ketegangan meningkat lagi antara masyarakat Arab dan Yahudi terkait rencana Israel membangun sekitar 1.000 rumah di Yerusalem timur, wilayah yang diinginkan Palestina untuk negara mereka di masa depan.
Direktur politik PBB Jeffrey Feltman mengatakan konstruksi tersebut, jika dilanjutkan, akan mempertegas keraguan tentang niat Israel untuk berdamai dengan Palestina, terutama di tengah upaya pemulihan dari perang baru-baru ini di Jalur Gaza.
Feltman meminta Dewan Keamanan agar mengambil tindakan dalam isu ini, dan mendesak Israel dan Palestina agar melakukan negosiasi. Perundingan sebelumnya antara kedua pihak, yang ditengahi Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry, telah gagal.
Amerika menyebut proposal pembangunan terbaru Israel itu “sangat mencemaskan dan akan semakin meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi saat ini".
Meski demikian, tidak ada pihak yang mengharapkan terobosan lewat rapat darurat itu. Amerika adalah anggota permanen Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto untuk membatalkan resolusi apapun yang menarget Israel.