Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) menghimbau Kenya untuk mempertimbangkan kembali rencana menutup dua kamp pengungsi utama di negara itu, dengan mengatakan langkah tersebut memiliki "konsekuensi menghancurkan" ratusan ribu orang.
UNHCR mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Senin bahwa mereka melihat rencana pemerintah Kenya itu dengan "penuh keprihatinan." Badan ini menghimbau pemerintah "menghindari pengambilan tindakan yang mungkin bertentangan dengan kewajiban internasional" dan mengatakan keselamatan ratusan ribu pengungsi itu bergantung pada kemurahan hati Kenya.
Kenya hari Jumat mengumumkan akan menutup kamp-kamp pengungsi Dadaab dan Kakuma "dalam waktu sesingkat mungkin," dengan alasan keamanan, terutama dari al-Shabab, sebuah kelompok Somalia yang didukung Islamis yang telah melakukan beberapa serangan massa di Kenya. Dikatakan menampung pengungsi, yang sebagian besar dari Somalia, beresiko "tantangan besar - keamanan."
Pernyataan dua halaman itu tidak mengatakan para pengungsi akan diusir. Namun, dikatakan pemerintah telah membubarkan Departemen Urusan Pengungsi sebagai langkah pertama, dan sedang mengupayakan mekanisme penutupan kamp-kamp tersebut.
Dadaab, terletak di Kenya timur laut, dianggap sebagai kamp pengungsi terbesar di dunia dan kini menampung hampir 330 ribu orang, sebagian besar warga Somalia. Kakuma, terletak di Kenya barat laut, menampung 55 ribu pengungsi lainnya. [zb/al]