Pejabat PBB, yang memerangi kekerasan seksual dalam konflik, Selasa (18/12), mengatakan kekejaman itu "naik tajam" di Sudan Selatan tahun ini dan bahwa akuntabilitas diperlukan untuk mencegah lebih banyak perkosaan.
"Tahun 2018, terjadi kenaikan yang jelas dan mengkhawatirkan dalam jumlah kasus dan korban kekerasan seksual yang terdokumentasi terkait konflik," ujar Pramila Patten melalui tautan video dari London kepada Dewan Keamanan.
"Jumlah korban pada 2018 mencapai 1.157 menjadikannya jumlah tertinggi yang tercatat dalam tiga tahun terakhir."
Patten, Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kekerasan Seksual dalam Konflik, mengatakan kekerasan seks "merajalela" di Sudan Selatan dan "digunakan sebagai bagian dari strategi untuk merendahkan, mempermalukan dan menghina" korban maupun komunitas mereka - seringkali terkait etnis atau politik.
Pelaku telah diidentifikasi dari tentara nasional maupun pejuang oposisi.[ka]