Perempuan dan anak-anak terus mendapat tekanan dari kekerasan yang terjadi, kebanyakan dituduhkan terhadap pemberontak anti pemerintah.
ISLAMABAD —
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang baru jumlah warga sipil yang tewas selama pertikaian di Afghanistan terus meningkat. Jumlah kematian warga sipil pada 2013 menyamai rekor tertinggi yang dicapai pada 2011.
PBB mengatakan konflik bersenjata yang terus berkecamuk telah menewaskan hampir 3.000 warga sipil dan mencederai lebih dari 5.500 orang selama 2013.
Perempuan dan anak-anak terus mendapat tekanan dari kekerasan yang terjadi, kebanyakan dituduhkan terhadap pemberontak anti pemerintah.
Wakil khusus Bantuan Misi PBB Jan Kubis mengatakan pembunuhan dengan target seperti ini adalah tindakan kejahatan.
"Ada kelompok yang hanya ingin membunuh warga sipil, membuat pernyataan mengenai bagaimana baiknya menarget dan membunuh warga sipil. Kelompok-kelompok seperti ini harus mengerti bahwa ini merupakan tindakan kejahatan perang,” ujarnya.
Laporan PBB yang dikeluarkan Sabtu (8/2) mengatakan bom buatan sendiri yang ditempatkan oleh pasukan anti pemerintah di taman-taman, jalan raya, dan di sepeda, merupakan alat bunuh terbesar terhadap warga sipil.
Sejumlah pasukan anti-pemerintah termasuk Taliban, beroperasi di Afghanistan.
Semakin banyak warga sipil yang terperangkap dalam baku tembak antara pasukan militan dan pemerintah, sementara pasukan keamanan Afghanistan terus berusaha untuk mengembalikan kendali mereka atas negeri itu.
PBB juga mengatakan bahwa warga sipil terus terbunuh oleh pasukan internasional. Namun Direktur PBB untuk HAM Georgette Gagnon mengatakan jumlah itu tidak sebanding.
"Dari jumlah keseluruhan korban warga sipil, kita temukan bahwa hanya 3 persen yang disebabkan pasukan internasional, 3 persen dari total korban warga sipil,” ujarnya.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO mengeluarkan pernyataan bahwa akan bekerja sama dengan pasukan Afghanistan untuk mengurangi korban warga sipil. Lebih dari 14,000 warga sipil Afghanistan tewas sejak 2009. Ribuan lainnya cedera.
Kubis mengatakan jumlah warga sipil yang tewas terus meningkat pada 2014.
Pasukan tempur internasional akan meninggalkan Afghanistan akhir tahun ini.
PBB mengatakan konflik bersenjata yang terus berkecamuk telah menewaskan hampir 3.000 warga sipil dan mencederai lebih dari 5.500 orang selama 2013.
Perempuan dan anak-anak terus mendapat tekanan dari kekerasan yang terjadi, kebanyakan dituduhkan terhadap pemberontak anti pemerintah.
Wakil khusus Bantuan Misi PBB Jan Kubis mengatakan pembunuhan dengan target seperti ini adalah tindakan kejahatan.
"Ada kelompok yang hanya ingin membunuh warga sipil, membuat pernyataan mengenai bagaimana baiknya menarget dan membunuh warga sipil. Kelompok-kelompok seperti ini harus mengerti bahwa ini merupakan tindakan kejahatan perang,” ujarnya.
Laporan PBB yang dikeluarkan Sabtu (8/2) mengatakan bom buatan sendiri yang ditempatkan oleh pasukan anti pemerintah di taman-taman, jalan raya, dan di sepeda, merupakan alat bunuh terbesar terhadap warga sipil.
Sejumlah pasukan anti-pemerintah termasuk Taliban, beroperasi di Afghanistan.
Semakin banyak warga sipil yang terperangkap dalam baku tembak antara pasukan militan dan pemerintah, sementara pasukan keamanan Afghanistan terus berusaha untuk mengembalikan kendali mereka atas negeri itu.
PBB juga mengatakan bahwa warga sipil terus terbunuh oleh pasukan internasional. Namun Direktur PBB untuk HAM Georgette Gagnon mengatakan jumlah itu tidak sebanding.
"Dari jumlah keseluruhan korban warga sipil, kita temukan bahwa hanya 3 persen yang disebabkan pasukan internasional, 3 persen dari total korban warga sipil,” ujarnya.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO mengeluarkan pernyataan bahwa akan bekerja sama dengan pasukan Afghanistan untuk mengurangi korban warga sipil. Lebih dari 14,000 warga sipil Afghanistan tewas sejak 2009. Ribuan lainnya cedera.
Kubis mengatakan jumlah warga sipil yang tewas terus meningkat pada 2014.
Pasukan tempur internasional akan meninggalkan Afghanistan akhir tahun ini.