PBB Lakukan Pemungutan Suara untuk Selidiki Serangan Gas Sarin di Suriah

Aya Fadl berbaring di tempat tidur dengan masker oksigen untuk membantunya bernafas, menyusul dugaan serangan senjata kimia di kotanya, Khan Sheikhoun, di Provinsi Idlib, Syria, 5 April 2017. PBB akan melakukan pemungutan suara hari ini, Kamis (16/11) untuk memperpanjang tugas komisi penyelidikan atas serangan senjata kimia di Suriah.

Dewan Keamanan PBB hari ini, Kamis (16/11), akan melakukan pemungutan suara mengenai upaya Amerika dan Rusia yang saling bersaing, untuk memulai lagi penyelidikan internasional terhadap serangan senjata kimia di Suriah, kata para diplomat.

Langkah ini mungkin akan memicuRusia melakukan veto yang kesepuluh terkait tindakan terhadap Suriah.

Mandat untuk penyelidikan gabungan oleh PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), yang menemukan bahwa pemerintah Suriah menggunakan bahan kimia terlarang, Sarin, dalam serangan 4 April, berakhir masa berlakunya Kamis tengah malam.

Amerika adalah yang pertama minta dilakukan pemungutan suara mengenai rancangan resolusi ini, yang segera disusul Rusia. Untuk lolos, resolusi perlu mendapat dukungan sembilan suara dan tidak ada veto dari Amerika, Perancis, Rusia, Inggris, atau Tiongkok.

Para diplomat mengatakan tidak banyak dukungan dari ke-15 negara anggota Dewan Keamanan untuk rancangan yang diajukan Rusia, yang menurut Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, bertujuan memperbaiki kesalahan penyelidikan. Penyelidikan ini dikenal juga dengan nama Mekanisme Investigasi Gabungan (JIM).

Rusia telah memveto sembilan resolusi terkait Suriah sejak konflik mulai pecah pada 2011, termasuk veto yang merintangi upaya pertama Amerika pada 24 Oktober untuk memperpanjang JIM, dengan alasan ingin menunggu laporan penyelidikan yang menyatakan pemerintah Suriah sebagai pelaku serangan senjata kimia Sarin. Laporan tersebut baru dikeluarkan dua hari kemudian.[ds]