PBB, pada Selasa (28/6), mengatakan bahwa lebih dari 100 orang, sebagian besar di antaranya adalah perempuan, telah dibunuh di kamp Suriah hanya dalam kurun waktu 18 bulan. Badan dunia itu menuntut negara-negara agar memulangkan warganya.
Situasi di Kamp Al-Hol semakin tidak aman, dan tahanan anak-anak dikutuk untuk hidup tanpa masa depan, kata Imran Riza, residen koordinator PBB untuk Suriah.
BACA JUGA: PBB Temukan 266 Ribu Lebih Pelanggaran terhadap Anak-anak dalam Konflik Bersenjata 2005-2020Al-Hol, yang terletak di wilayah timur laut Suriah yang dikuasai Kurdi, dimaksudkan sebagai fasilitas penahanan sementara. Namun, kamp tersebut masih menampung sekitar 56.000 orang, umumnya warga Suriah dan Irak. Sebagian dari mereka tetap berhubungan dengan kelompok ISIS, yang merebut wilayah luas di Irak dan Suriah pada 2014. Sisanya adalah warga negara lain, termasuk anak-anak dan kerabat lain dari pejuang ISIS.
Sekitar 94 persen dari tahanan adalah perempuan dan anak-anak, kata Riza, yang beberapa kali mengunjungi Al-Hol, kepada wartawan di Jenewa. "Ini adalah tempat yang sangat ‘keras’, dan menjadi tempat yang semakin tidak aman," imbuhnya. Terjadi "sekitar 106 pembunuhan sejak Januari tahun lalu di kamp itu," dan "banyak" korbannya adalah perempuan. "Ada banyak kekerasan berbasis gender. Ada banyak area terlarang."
BACA JUGA: ISIS Bunuh 9 Pejuang Pro-Pemerintah SuriahSyrian Observatory for Human Rights, organisasi HAM yang berbasis di Inggris mengatakan kekerasan telah meningkat di kamp tersebut. Pembunuhan kembali terjadi pada Selasa (28/6), yang merupakan insiden serupa ketujuh yang terjadi sejak 11 Juni. Dari 24 orang yang terbunuh di dalam kamp itu pada tahun ini, 16 di antaranya adalah perempuan, tambah organisasi itu.
Riza mengatakan terdapat sekitar 27.000 tahanan Irak, sekitar 18.000-19.000 warga Suriah dan sisanya sekitar 12.000 warga negara ketiga. [ka/jm]