PBB mengatakan pada Rabu (15/2) bahwa $5,6 miliar (sekitar Rp83 triliun) diperlukan untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Ukraina dan kepada jutaan orang yang telah melarikan diri dari negara yang dilanda perang itu.
Hampir setahun setelah Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, PBB memperkirakan bahwa 21,8 juta orang Ukraina kini membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Wakil Sekjen PBB Untuk Urusan Kemanusiaan yang juga Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths, mengatakan beberapa tim PBB di Ukraina akan memprioritaskan kebutuhan mereka yang tinggal di garis depan Ukraina, di daerah-daerah yang sangat berbahaya dan sulit.
“Perang terus menyebabkan kematian, kehancuran, dan pengungsian setiap hari dalam skala yang mengejutkan,” kata Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan.
“Kita harus melakukan semua yang memungkinkan untuk menjangkau komunitas yang paling sulit dijangkau, termasuk yang dekat dengan garis depan,” katanya.
“Penderitaan rakyat Ukraina masih jauh dari selesai – mereka terus membutuhkan dukungan internasional.”
Kebutuhannya sangat besar sehingga organisasi bantuan tidak dapat menjangkau semua orang, tetapi PBB mengatakan permintaan $5,6 miliar akan memungkinkannya menjangkau 15,3 juta orang yang paling membutuhkan tahun ini.
Bagian terbesar dari program itu, sekitar US$3,9 miliar, akan digunakan untuk meringankan penderitaan 11,1 juta orang yang terlantar atau hidup dalam bahaya di dalam Ukraina.
BACA JUGA: Rusia Lancarkan Serangan Baru terhadap UkrainaSebanyak $1,7 miliar lainnya diperlukan untuk bantuan kepada lebih dari empat juta pengungsi Ukraina yang ditampung di seluruh Eropa timur, katanya.
Sebagian besar dana itu akan digunakan di Polandia, yang menampung lebih dari 1,5 juta pengungsi Ukraina, dan Moldova, negara transit utama bagi orang Ukraina yang melakukan perjalanan lebih jauh ke Eropa.
Perempuan dan anak-anak mencapai sekitar 86 persen dari keseluruhan populasi pengungsi, menurut PBB.
"Eropa telah terbukti mampu melakukan tindakan kolektif yang berani untuk membantu para pengungsi,” kata Kepala Badan Pengungsi PBB (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) Filippo Grandi dalam pernyataan itu.
Sejak perang dimulai, organisasi-organisasi kemanusiaan di Ukraina telah bekerja untuk menjangkau orang-orang di seluruh negara itu. Hampir 16 juta orang menerima bantuan dan layanan perlindungan pada tahun 2022, termasuk di wilayah-wilayah di luar kendali pemerintah Ukraina.
Di Ukraina, “perang telah sangat mempengaruhi akses ke mata pencaharian dan mengganggu stabilitas pasar terutama di wilayah-wilayah selatan dan timur, sehingga semakin memperparah penderitaan kemanusiaan,” kata permintaan itu. [lt/ab]