Badan pengungsi PBB memuji rencana Uni Eropa untuk menambah dana 300 persen dana untuk operasi SAR maritim di Laut Tengah, tetapi mengatakan isu kunci bagi keselamatan para pengungsi adalah pemberian suaka jika mereka melarikan diri dari kekerasan di negara mereka sendiri.
Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) hari Jumat mengatakan bahwa memperluas operasi SAR merupakan langkah pertama yang penting, tetapi menambahkan bahwa para pengungsi harus memiliki cara lain untuk selamat jika masalah kematian pengungsi di laut harus diatasi. Badan itu mendesak Uni Eropa agar memberikan jalur hukum bagi perlindungan pengungsi.
UNHCR mengatakan sekitar 50 persen migran yang melintasi Laut Tengah untuk mencapai Eropa tahun lalu berusaha melarikan diri dari perang atau penganiayaan di Afrika dan Timur Tengah.
Lembaga perlindungan perbatasan Eropa sendiri, Frontex, juga menyambut baik keputusan yang dihasilkan dari pertemuan darurat mengenai keselamatan migran hari Kamis di Brussels.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan janji itu hari Kamis setelah pertemuan puncak darurat Uni Eropa di Brussels. Disamping itu, Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan ia akan mengusahakan resolusi PBB yang menyetujui Uni Eropa menghancurkan kapal-kapal yang digunakan penyelundup manusia untuk mengangkut ribuan orang migran dari Afrika Utara ke Eropa.
Pertemuan Puncak Uni Eropa itu diadakan hanya 4 hari setelah sekitar 900 migran dalam satu kapal yang menuju Italia tenggelam di lepas pantai Libia. Bencana itu adalah yang terburuk selama ini di Eropa.
Sebelum pertemuan puncak, blok ke-28 negara Uni Eropa itu telah mendapat kecaman tajam atas kegagalan menanggulangi dengan memadai krisis Laut Tengah.