Sekitar 1,1 juta warga Palestina berada di ambang kelaparan di Gaza Utara antara sekarang dan Mei. Hal itu disimpulkan dalam laporan keamanan pangan PBB, Senin (18/3).
Berbagai organisasi bantuan kemanusiaan telah memperingatkan hampir sepanjang perang Israel melawan militan Hamas di Gaza bahwa ratusan ribu warga Palestina kelaparan karena terlalu sedikit truk bantuan yang diizinkan memasuki wilayah tersebut dapat melalui pos-pos pemeriksaan keamanan Israel. Namun, laporan baru ini merupakan yang paling spesifik menyebutkan mengenai kesulitan yang dihadapi warga Gaza.
Laporan Klasifikasi Tahap Keamanan Pangan Terintegrasi PBB mengatakan kelaparan itu dapat terjadi kapan saja dalam beberapa pekan mendatang, dengan perkiraan 210 ribu orang di Gaza Utara yang menghadapi bahaya kelaparan yang paling parah.
“Berlanjutnya konflik dan kurangnya akses ke wilayah utara untuk organisasi-organisasi kemanusiaan dan truk-truk komersial kemungkinan akan menambah kerawanan dan sangat membatasi ketersediaan pangan ... selain akses ke layanan kesehatan, air dan sanitasi,” kata laporan itu.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan, “Ini adalah bencana yang sepenuhnya disebabkan oleh manusia,” Ia mengatakan laporan itu merupakan bukti utama mengenai perlunya gencatan senjata kemanusiaan segera.”
“Saya menyerukan kepada otoritas Israel untuk memastikan akses yang komplet dan tidak terbatas terhadap bantuan kemanusiaan di seluruh Gaza dan bagi masyarakat internasional untuk mendukung penuh upaya-upaya kemanusiaan. Kita harus bertindak sekarang untuk mencegah hal-hal yang tidak terpikirkan, tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan,” kata Guterres.
Sebelum serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu terhadap Israel dan dimulainya serangan balasan Israel di Gaza, PBB memperkirakan bahwa satu persen populasi di teritori itu menghadapi malnutrisi akut. Tetapi laporan itu mengatakan angka tersebut meningkat menjadi 9,1 persen pada Januari dan 16,5 persen pada Februari, dengan anak-anak berusia di bawah dua tahun yang paling banyak terimbas, yakni hingga 29,2 persen dari populasi.
“Tren peningkatan mortalitas nontrauma diperkirakan juga akan semakin pesat, menyebab semua ambang kelaparan kemungkinan besar akan terlampaui dalam waktu dekat,” kata PBB.
Banyak negara telah menekan Israel agar menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang kini memasuki bulan keenam. Sementara itu AS, sekutu utama Israel, berupaya merundingkan gencatan senjata yang lebih terbatas selama enam pekan.
Serangan awal Hamas menewaskan 1.200 orang di Israel dan menyebabkan sekitar 250 orang Israel disandera. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 31 ribu orang Palestina, mayoritasnya adalah perempuan dan anak-anak. Israel mengatakan jumlah warga Palestina yang tewas mencakup ribuan anggota Hamas.
PM Israel Benjamin Netanyahu Minggu (17/3) mengatakan Israel, yang berupaya merundingkan gencatan senjata jangka pendek, tidak berniat untuk mengakhiri pertempuran sampai mereka berhasil melenyapkan semua jejak kendali Hamas atas wilayah kantong sempit di pesisir Laut Tengah itu.
Ia mengatakan upaya-upaya Israel untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau warga Palestina kerap digagalkan oleh militan Hamas dan geng-geng yang menjarah truk-truk bantuan dan mencuri bahan makanan itu untuk mereka sendiri. [uh/ka]