PBB pada Selasa (2/7) menyatakan keprihatinan yang mendalam atas perintah evakuasi Israel untuk sebagian besar wilayah Jalur Gaza selatan, yang disebut akan berdampak pada puluhan ribu warga sipil.
“Perintah evakuasi seluas 117 kilometer persegi di Khan Younis dan Rafah kemarin berlaku untuk sepertiga wilayah Jalur Gaza – menjadikannya sebagai perintah terbesar sejak Oktober, ketika warga diperintahkan untuk mengungsi dari Gaza utara,” kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, kepada wartawan.
Badan PBB yang membantu para pengungsi Palestina, UNRWA, memperkirakan ada hampir 250 ribu orang yang mungkin berada di wilayah tersebut saat perintah itu dikeluarkan.
BACA JUGA: Serangan Mematikan Israel Hantam Khan YounisDujarric mengatakan bahwa orang-orang di daerah itu dihadapkan pada “pilihan yang mustahil,” yaitu harus berpindah lagi, ke lokasi yang nyaris tidak memiliki ruang atau layanan, atau tetap tinggal di tempat yang mereka tahu akan menjadi medan pertempuran.
Dia mengatakan bahwa perintah evakuasi baru mencakup area dengan lebih dari 90 sekolah, yang sebagian besar menampung para pengungsi, serta empat titik medis.
Pasukan Israel melakukan serangan di Jalur Gaza selatan pada Selasa, dengan setidaknya delapan orang tewas menurut pejabat kesehatan Palestina. Serangan itu termasuk pemboman di Khan Younis, sehari setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi terbaru kepada warga Palestina di kota tersebut.
Militer Israel mengatakan bahwa pihaknya melakukan serangan udara malam lalu di daerah Khan Younis, di mana para militan telah menembakkan 20 roket ke arah permukiman Israel.
Israel telah berulang kali menyerukan kepada warga Palestina untuk meninggalkan sejumlah wilayah Gaza, biasanya menjelang serangan militer, dalam sebuah langkah yang menurut Israel dimaksudkan untuk melindungi warga sipil dari perang. Evakuasi tersebut, bersamaan dengan pertempuran, berarti orang-orang harus mengungsi beberapa kali untuk mencari tempat yang aman. [th/ns]