Badan PBB untuk urusan pengungsi Palestina (UNRWA), Kamis (8/4), memuji Presiden Joe Biden karena telah melanjutkan dukungan keuangan bagi Palestina. Badan yang sedang kesulitan dana itu mengatakan, bantuan AS datang pada momen kritis di tengah pandemi COVID-19.
"UNRWA sangat senang karena sekali lagi kami akan bermitra dengan Amerika untuk memberikan bantuan kritis kepada beberapa pengungsi paling rentan di Timur Tengah," kata komisaris jenderal badan tersebut, Philippe Lazzarini, dalam sebuah pernyataan.
"Kontribusi Amerika datang pada saat kritis, sewaktu kami terus berusaha menyesuaikan diri dengan tantangan yang dihadirkan pandemi COVID-19," jelasnya.
Keputusan pemerintahan Biden untuk memulihkan bantuan AS untuk Palestina sebesar 235 juta dolar menandai perbedaan tajam dengan kebijakan pendahulunya yang sangat pro-Israel, Donald Trump, yang memutus semua bantuan keuangan.
Keputusan AS untuk mengalokasikan 150 juta dolar dari jumlah itu untuk UNRWA menimbulkan kemarahan Israel, yang berpendapat bahwa badan tersebut berfungsi untuk mengabadikan masalah pengungsi Palestina dengan cara yang merusak negara Yahudi itu.
"Kami yakin bahwa badan PBB untuk apa yang disebut 'para pengungsi' itu seharusnya tidak ada dalam format saat ini," kata Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat, Gilad Erdan.
"Saya telah menyatakan kekecewaan dan keberatan saya atas keputusan untuk memperbarui pendanaan UNRWA tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa reformasi tertentu, termasuk menghentikan hasutan dan menghapus konten anti-Yahudi dari kurikulum pendidikannya, dilakukan," kata Erdan.
Ditanya tentang kritik Israel, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan bahwa AS melakukan pengawasan sangat serius terhadap UNRWA dan saat ini memiliki posisi untuk melakukan itu.
Kepala UNRWA itu mengatakan dukungan AS yang diperbarui akan membantu badan tersebut memenuhi mandatnya untuk mendidik dan memberikan layanan kesehatan mendasar bagi jutaan pengungsi setiap harinya.
"Tidak ada lembaga lain yang melakukan seperti yang dilakukan UNRWA, dan kami berkomitmen untuk melindungi keselamatan, kesehatan, dan masa depan jutaan pengungsi yang kami layani," kata Lazzarini.
Keputusan Trump untuk memutus semua bantuan AS telah membuat UNRWA sangat kesulitan secara finansial.
Sekitar 40 negara pada awalnya membantu mengisi kekurangan dana tersebut, tetapi kontribusi mereka kemudian berkurang dan pandemi juga telah menyengsarakan negara-negara donor.
Janji bantuan AS yang baru ini masih jauh di bawah 355 juta dolar yang disumbangkan ke UNRWA pada tahun 2016 oleh Amerika Serikat, yang saat itu merupakan penyumbang terbesarnya.
BACA JUGA: Kirim $235 Juta, AS Kembali Bantu PalestinaJuru bicara Departemen Luar Negeri AS itu tidak mengesampingkan kemungkinan adanya kontribusi AS lebih lanjut tetapi mengatakan Amerika Serikat mendorong donor-donor lain untuk berbuat lebih banyak.
Pendanaan baru itu di luar bantuan 15 juta dolar yang sebelumnya dijanjikan AS sebagai bantuan COVID-19 bagi Palestina di tengah-tengah munculnya kritik bahwa Israel, yang berhasil memvaksinasi rakyatnya sendiri, tidak mengambil tindakan serupa di wilayah-wilayah yang didudukinya. [ab/uh]