Demikian dikatakan oleh Andres Thomsen dari Dana Populasi PBB (UNFPA) kepada Reuters hari Selasa (20/12).
Thomsen mengatakan, "akan sangat sulit membayangkan, kita bisa menciptakan kondisi yang tepat bagi pertumbuhan ekonomi yang mampu mengakomodasi jumlah penduduk yang meningkat secara dramatis ini," tanpa melonggarkan blokade Israel terhadap Gaza.
Ia mengomentari laporan baru UNFPA yang mengkaji perubahan demografis dan peluang pembangunan di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel.
Laporan itu memperkirakan kenaikan jumlah penduduk Gaza dari 2 juta menjadi 4,8 juta tahun 2050, melampaui jumlah penduduk Tepi Barat, yang diperkirakan naik dari 2,9 juta menjadi 4,7 juta.
Thomsen mengatakan, bahkan menjelang tahun 2030, penduduk Gaza, wilayah yang diperintah kelompok Hamas, akan bertambah 1,3 juta. Memenuhi kebutuhan mereka, menurutnya, tidak akan mudah.
Gaza, lokasi pertempuran Israel dan Hamas tahun 2014, saat ini membutuhkan ribuan unit rumah serta ratusan sekolah dan pusat kesehatan, menurut pejabat bantuan. Tetapi tanpa perjanjian damai dengan Israel, "ketidakstabilan politik dan pendudukan akan tetap menjadi hambatan utama dalam mewujudkan pembangunan," demikian dikatakan dalam laporan UNFPA. Pembicaraan perdamaian macet tahun 2014. [ka/jm]