PBB pekan ini memulai kembali perundingan pengaturan perdagangan senjata sedunia yang bernilai miliaran dolar.
PBB mulai melanjutkan pembicaraan terkait pengaturan perdagangan senjata, Senin (18/3) di markas besar PBB. Pembicaraan berminggu-minggu bulan Juli berakhir dengan kegagalan ketika Amerika, Rusia dan China meminta waktu lebih banyak untuk mempertimbangkan hal tersebut.
Para pendukung pengawasan senjata mengatakan perjanjian dibutuhkan untuk mencegah arus senjata gelap dan tidak diatur ke zona-zona konflik yang menjalankan perang dan kekejaman.
Amerika Serikat – produsen senjata terbesar di dunia – menegaskan kembali hari Jumat (15/3) bahwa Amerika menentang setiap perjanjian yang mencakup amunisi karena beban keuangan dan administrasi melakukan pemeriksaan.
Sekjen PBB Ban Ki-moon telah menyerukan perjanjian yang mencakup amunisi.
Washington juga menentang perjanjian yang bertentangan dengan amandemen kedua Undang-Undang Dasar Amerika, yang memberi hak bagi warga Amerika untuk memiliki senjata api.
Para pendukung pengawasan senjata mengatakan perjanjian dibutuhkan untuk mencegah arus senjata gelap dan tidak diatur ke zona-zona konflik yang menjalankan perang dan kekejaman.
Amerika Serikat – produsen senjata terbesar di dunia – menegaskan kembali hari Jumat (15/3) bahwa Amerika menentang setiap perjanjian yang mencakup amunisi karena beban keuangan dan administrasi melakukan pemeriksaan.
Sekjen PBB Ban Ki-moon telah menyerukan perjanjian yang mencakup amunisi.
Washington juga menentang perjanjian yang bertentangan dengan amandemen kedua Undang-Undang Dasar Amerika, yang memberi hak bagi warga Amerika untuk memiliki senjata api.