Memasuki bulan suci Ramadan, konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas masih berlangsung. Ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa juga dikhawatirkan mengalami peningkatan.
Israel hari Senin (11/4) melaporkan bahwa mereka telah melancarkan serangan rudal ke bangunan apartemen penduduk di Gaza. Menurut pasukan pertahanan Israel, IDF, bangunan yang menjadi target serangan itu diklaim sebagai tempat persembunyian sejumlah militan Hamas.
Memasuki enam bulan sejak serangan Hamas ke Israel dan pembantaian Israel di Gaza, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, hari Senin (11/3) kembali menyerukan gencatan senjata. Kali ini, untuk menghormati bulan suci Ramadan.
Selain gencatan senjata, Guterres juga mendorong dibukanya akses masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, serta dibebaskannya semua sandera.
“Saya mengajak kepada semua pemimpin politik, agama dan komunitas di manapun berada untuk berbuat semaksimal mungkin dalam menjadikan bulan suci ini sebagai bentuk empati, aksi dan perdamaian,” ujar Guterres.
BACA JUGA: PBB: Belasan Ribu Anak di Gaza Tewas Akibat Perang dan KelaparanSeiring meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya eskalasi perseteruan selama bulan Ramadan di komplek Masjid Al-Aqsa, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel menghormati kebebasan beribadah di Al-Aqsa dan semua tempat suci lainnya.
Namun, melalui keterangan yang didapat kantor berita AFP dari kanal telegramnya, Gallant menyatakan bahwa bulan Ramadan bisa saja adalah bulan jihad. Ia meminta semua pihak agar ‘jangan coba-coba’ melakukan kesalahan karena Israel siap bertindak.
Sementara itu, di Rafah, warga muslim Palestina asal Khan Younis yang mengungsi di tenda-tenda, telah menjalankan hari pertama puasa Ramadan.
Salah seorang dari mereka adalah Fedaa Hamed. Bersama keluarganya, dia berbuka puasa di tenda yang penuh sesak, kekurangan bahan pangan, bahan bakar, dan obat-obatan.
“Jika hari pertama Ramadan saja sudah sulit bagi kami, bagaimana dengan hari kedua dan ketiga nanti? Kami menyerukan gencatan senjata, bukan gencatan kemanusiaan atau apapun yang bersifat sementara. Kami ingin pulang, kami ingin menghidupkan semangat Ramadan, kami ingin menghias dan merasakan kebahagiaan Ramadan,” sebut Hamed.
Your browser doesn’t support HTML5
Memasuki bulan Ramadan, Senin (11/3), sejumlah bantuan kemanusiaan telah diturunkan ke Gaza bagian utara melalui udara. Penerjunan bantuan ini melibatkan sejumlah negara seperti Yordanina, Amerika Serikat, Mesir, Prancis dan Belgia.
Serangan Israel yang dilakukan ke Gaza telah membuat sebanyak 2,3 juta warga Palestina mengungsi dan mengalami krisis pangan, air bersih dan obat-obatan.
PBB memperkirakan sekitar satu dari empat penduduk Gaza berisiko mengalami kelaparan, dan bantuan yang masuk belum cukup bahkan tidak menyentuh permukaan persoalan kebutuhan sehari-hari mereka. [ti/ka]