Dalam memperingati Hari Internasional Warga Pribumi Sedunia pada tanggal 9 Agustus, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyoroti perlunya menutup kesenjangan prestasi yang selalu ada antara siswa pribumi dan rekan-rekan non-pribumi mereka.
PBB mengatakan, akses pendidikan yang "sesuai dari segi budaya dan bahasa" adalah salah satu tantangan utama yang dihadapi warga pribumi.
Laporan PBB mendatang diperkirakan akan menunjukkan bahwa tingkat kelulusan SMA siswa suku Inuit di Nanavut, wilayah paling utara di Kanada, jauh di bawah rata-rata, dengan hanya 40 persen anak-anak usia sekolah yang terdaftar sebagai siswa penuh waktu.
PBB mengatakan, laporan Status Masyarakat Pribumi Sedunia, Edisi III mencatat, hanya 60 persen warga pribumi yang berusia antara 15 dan 19 tahun di Australia menempuh pendidikan tinggi pada 2013. Itu jauh di bawah tingkat partisipasi 80 persen di antara semua warga Australia pada kelompok usia yang sama.
PBB juga mengatakan, untuk Amerika Latin dan Karibia, laporan itu mencatat, hanya 40 persen anak pribumi menyelesaikan pendidikan menengah mereka.
Sepanjang hari tanggal 9 Agustus, PBB mencanangkan perlunya akses yang lebih besar ke pendidikan bagi warga pribumi dengan menyelenggarakan beragam acara di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Kolombia, Ghana, Honduras, Indonesia , Peru dan Sri Lanka. [ps/ds]