Penyelidik independen PBB untuk Myanmar mengatakan, situasinya tidak aman untuk ratusan ribu warga Muslim Rohingya dipulangkan ke Myanmar dari Bangladesh. Myanmar gagal membongkar “sistem penganiayaan” terhadap warga Rohingya.
Yanghee Lee mengatakan di dalam laporan kepada Sidang Umum dan disirkulasikan hari Jumat (4/10) bahwa kondisi kehidupan untuk Rohingya yang masih tertinggal di negara bagian Rakhine “sangat menakutkan.”
Warga Rohingya tidak bisa meninggalkan desa mereka dan bekerja, katanya, sehingga membuat mereka bergantung pada bantuan kemanusiaan. Akses ke bantuan kemanusiaan “berkurang banyak sehingga kebutuhan mendasar mereka untuk hidup juga terpengaruh.”
BACA JUGA: PBB: Militer Myanmar Berniat Musnahkan Muslim Rohingya“Sementara situasi ini terus berlangsung, maka tidak aman untuk pengungsi kembali,” kata pelapor khusus PBB yang ditunjuk oleh Dewan HAM yang berbasis di Jenewa.
Lebih dari 700 ribu warga Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh, setelah militer Myanmar mulai melancarkan operasi yang kejam terhadap mereka pada Agustus 2017. Kampanye itu yang digolongkan sebagai pembersihan etnis melibatkan perkosaan masal, pembunuhan, dan pembakaran rumah warga Rohingya. (jm/pp)