PBB: Suriah Terlalu Berbahaya bagi Pemantau

Kepala penjaga perdamaian PBB Hervé Ladsous (kiri) dan Ketua Tim Pemantau PBB Mayjen Robert Mood melaporkan situasi di Suriah di Markas Besar PBB (19/6).

Kepala penjaga perdamaian menilai situasi di Suriah saat ini terlalu berbahaya bagi tim pemantau PBB untuk melanjutkan tugas di sana.
Kepala penjaga perdamaian PBB Herve Ladsous mengatakan situasi di Suriah terlalu berbahaya bagi pemantau PBB untuk melanjutkan tugas mereka di sana. Pada pengarahan Dewan Keamanan PBB hari Selasa, Ladsous mengatakan kepada dewan itu bahwa misi pemantau akan tetap ditangguhkan karena konflik yang meningkat di Suriah.

Ladosus menambahkan, pemerintah Suriah juga menolak mengizinkan pemantau menggunakan telepon satelit, yang ia nilai "alat utama" untuk operasi itu. Tidak jelas berapa lama penangguhan itu.

Ketua misi pengamat PBB di Suriah, Mayor Jenderal Robert Mood, menghentikan operasi pada 16 Juni karena risiko keamanan bagi 300 pemantau di negeri itu. PBB mengatakan penyerang menarget tim pemantau beberapa kali dalam beberapa minggu terakhir dengan tembakan dan bom.

Sementara itu, Ketua 'Syrian Observatory for Human Rights' mengatakan kepada VOA melalui telepon, bentrokan dan pemboman di negara itu hari Selasa menewaskan 38 orang, termasuk 21 tentara, dua pembelot dan 15 warga sipil serta pemberontak. Rami Abdelrahman melaporkan kekerasan di kota-kota Daraa, Homs, Aleppo, dan Deir Ezzor, serta di Hama dan provinsi Idlib.

Ia juga mengatakan tentara menggunakan artileri dalam bentrokan dengan pemberontak di pinggiran kota Damaskus yang menampung banyak keluarga tentara. Organisasi HAM di Inggris itu memiliki jaringan kontak di Suriah termasuk pemberontak, aktivis dan anggota keamanan pemerintah. Kepada VOA, organisasi itu mengatakan konflik selama 15 bulan itu telah menewaskan lebih dari 15.000 orang.