Rakyat Palestina di Jalur Gaza hidup dalam “kengerian yang semakin dalam”, kata kepala urusan HAM PBB pada hari Rabu (6/12), ketika ia menyerukan gencatan senjata mendesak antara Israel dan Hamas.
Volker Turk mengatakan bahwa dalam kondisi kemanusiaan yang "apokaliptik" seperti ini, terdapat risiko tinggi terjadinya kejahatan keji.
“Warga sipil di Gaza terus menerus dibombardir oleh Israel dan dihukum secara kolektif menderita kematian, pengepungan, kehancuran dan perampasan kebutuhan paling penting manusia seperti makanan, air, pasokan medis yang menyelamatkan nyawa dan kebutuhan penting lainnya dalam skala besar,” ujarnya pada konferensi pers.
“Warga Palestina di Gaza hidup dalam ketakutan yang mendalam.”
Ia mengatakan 1,9 juta dari 2,2 juta orang yang tinggal di daerah kantong Palestina telah mengungsi dan terpaksa tinggal di “tempat-tempat yang jumlahnya semakin berkurang dan sangat padat di Gaza Selatan, dalam kondisi yang tidak bersih dan tidak sehat”.
“Situasi bencana yang kita lihat terjadi di Jalur Gaza sepenuhnya dapat diperkirakan dan dicegah. Rekan-rekan saya dalam urusan kemanusiaan menggambarkan situasi ini sebagai sebuah bencana.”
“Dalam keadaan seperti ini, terdapat peningkatan risiko kejahatan keji,” kata komisaris tinggi PBB untuk urusan HAM itu.
“Sebagai langkah segera, saya menyerukan penghentian segera permusuhan dan pembebasan semua sandera.”
Turk mengatakan krisis HAM di Tepi Barat yang diduduki juga “sangat mengkhawatirkan”, dan ia menyerukan pihak berwenang Israel untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri “impunitas yang meluas” atas berbagai pelanggaran.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, menurut pihak berwenang Israel, dan menyebabkan sekitar 240 orang disandera ke Gaza.
Jumlah korban terbaru dari kantor media pemerintah yang dikelola Hamas mengatakan 16.248 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak, tewas.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan 138 sandera yang masih ditahan setelah banyak orang dibebaskan dalam gencatan senjata yang berumur pendek.
“Semua pihak menyadari apa yang sebenarnya diperlukan untuk mencapai perdamaian dan keamanan bagi masyarakat Palestina dan Israel; kekerasan dan balas dendam hanya akan menghasilkan lebih banyak kebencian dan radikalisasi,” simpul Turk.
“Satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan akumulatif ini adalah mengakhiri pendudukan dan mencapai solusi dua negara.” [ab/uh]