Menurut seorang pejabat militer Amerika Serikat (AS), salah satu afiliasi paling berbahaya dari kelompok teror ISIS mengincar Barat dan dapat melancarkan serangan sebelum tahun ini berakhir.
Meski pertempuran sporadis yang sedang berlangsung antara Taliban yang berkuasa di Afghanistan dan afiliasi ISIS Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan atau ISIS-K, kelompok teror itu makin dekat untuk melakukan perlawanan di luar perbatasan Afghanistan, kata Jenderal Komando Pusat AS (CENTCOM) Michael Kurilla kepada para anggota Kongres, Kamis (16/3).
Komandan CENTCOM itu mengatakan ada “kemungkinan lebih tinggi” bahwa operasi ISIS-Khorasan akan menarget kepentingan Barat atau AS di Asia atau Eropa. Dia menambahkan, akan “jauh lebih sulit” bagi mereka untuk melakukan serangan di wilayah AS.
Penilaian Kurilla itu disampaikan lebih dari satu setengah tahun setelah pasukan AS terakhir meninggalkan Afghanistan, sehingga sangat menyulitkan AS dan sekutunya untuk mengumpulkan data intelijen tentang kelompok seperti ISIS-Khorasan atau saingannya, al-Qaida.
Penilaian ini menyusul penilaian serupa oleh para pejabat tinggi AS lainnya, yang melihat bukti ISIS-Khorasan ingin menunjukkan gigi di panggung global.
“Ini masalah waktu sebelum mereka memiliki kemampuan dan niat untuk menyerang Barat,” kata kepala Badan Intelijen Pertahanan, Letnan Jenderal Scott Berrier, kepada para anggota kongres pada sidang pekan lalu.
Pada Januari 2023, pejabat tinggi kontraterorisme AS mengatakan kepada khalayak virtual bahwa ISIS-Khorasan adalah “aktor ancaman yang paling saya khawatirkan.”
Negara-negara lain juga melihat tanda-tanda kebangkitan ISIS-Khorasan. [lt/jm]