Pejabat AS Beda Sikap soal Karantina Ebola

  • Michael Bowman

Walikota New York Bill de Blasio (kiri) dan Gubernur New York Andrew Cuomo memberikan keterangan pers soal perkembangan kasus ebola di rumahs sakit Bellevue (23/10).

Kebijakan karantina wajib itu diambil setelah muncul laporan bahwa Dr. Craig Spencer – dokter New York yang baru kembali dari Guinea sepekan lalu, kini terbukti positif Ebola.

Perbedaan sikap tampak di antara pejabat-pejabat tinggi kesehatan Amerika dan dua gubernur negara bagian yang baru-baru ini memberlakukan aturan karantina wajib bagi petugas medis Amerika yang baru kembali dari negara-negara yang dijangkiti Ebola.

Kekhawatiran penularan Ebola di New York dan New Jersey – dua dari beberapa negara bagian terbesar dan terpadat penduduknya di Amerika – memicu Gubernur Andrew Cuomo dan Gubernur New Jersey Chris Christie untuk memperkuat aturan karantina di negara bagian mereka.

“Penyakit ini terlalu serius untuk ditangani dengan kebijakan karantina sukarela saja. Tidak masuk akal bagi saya. Kami meningkatkan secara signifikan proses pemeriksaan bagi orang yang ingin datang ke New York dan New Jersey,” kata Cuomo.

Sementara Gubernur Christie mengatakan, “Kami memiliki wewenang yang sah untuk melakukannya. Jadi kami melakukannya”.

Kebijakan karantina wajib itu dipicu oleh kasus Dr. Craig Spencer – seorang dokter yang bekerja untuk “Doctors Without Borders” dan kini dirawat di unit isolasi RS Bellevue New York karena tertular Ebola, sementara tunangannya menjalani karantina di rumah.

Sementara itu, seorang perawat yang baru kembali dari Sierra Leone dan kini menjalani karantina wajib di New Jersey menyampaikan keluhannya. Kaci Hickox memang menderita demam tetapi hasil uji medisnya membuktikan ia tidak menderita Ebola. Ia menulis di suratkabar bahwa “Amerika harus merawat petugas medis yang kembali ke tanah air dengan menjunjung tinggi martabat dan kemanusiaan”.

Direktur Institut Penyakit Menular & Alergi Amerika – Dr Anthony Fauci mengecam aturan karantina wajib yang diberlakukan di New York dan New Jersey itu.

“Pertama – kita harus melindungi warga Amerika. Tetapi kedua – kita perlu membuat keputusan berdasarkan data ilmiah,” ujar Fauci.

Lebih jauh Dr. Anthony Fauci mengatakan, “Sebagai ilmuwan dan petugas medis – jika saya ditanya – saya tidak akan merekomendasikan aturan karantina wajib itu. Data ilmiah menunjukkan orang yang tidak memiliki gejala dan tidak terkena cairan tubuh penderita, bukanlah ancaman”.

Pekan lalu Presiden Barack Obama memeluk perawat Nina Pham yang dinyatakan sembuh dari Ebola.

“Kita harus bekerjasama di semua tingkat : federal, negara bagian dan lokal. Kita harus tetap memimpin usaha global terhadap Ebola, karena cara terbaik untuk mengakhiri penyakit ini, cara terbaik untuk membuat warga Amerika tetap aman adalah menghentikan penyakit ini di sumbernya – di Afrika Barat,” papar Obama.

Tetapi Gubernur New Jersey Chris Christie membela keputusannya untuk meningkatkan aturan karantina wajib itu.

“Kewajiban pertama dan utama saya adalah melindungi keselamatan dan keamanan warga New Jersey,” katanya.

Sewaktu Amerika khawatir tentang berlanjutnya Ebola, imigran Afrika di New York berdemonstrasi di depan markas PBB mengecam stigmatisasi masyarakat luas terhadap mereka.

WHO memastikan bahwa hingga pekan ini Ebola telah menewaskan hampir 4.800 orang dan menjangkiti lebih dari 10 ribu orang di seluruh dunia – terutama di negara-negara Afrika Barat.