Para pejabat tinggi AS dan China pada Rabu, membahas rencana pembicaraan antara Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping dalam beberapa pekan ke depan, meskipun keduanya saling memperingatkan terkait ketegangan regional.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan melakukan perjalanan yang jarang dilakukan ke Beijing, untuk berunding dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, beberapa hari setelah China terlibat dalam pertikaian keamanan dengan sekutu Amerika, yaitu Jepang dan Filipina.
Gedung Putih mengatakan, kedua belah pihak “merencanakan panggilan telepon tingkat pemimpin dalam beberapa pekan mendatang, bersamaan dengan pembicaraan antara komandan militer senior.
Ini akan menjadi panggilan telepon kedua Biden dan Xi sejak pertemuan puncak pemecah kebekuan di California tahun lalu, yang ditujukan untuk meredakan ketegangan antara kedua negara adidaya, yang terletak di sisi berlawanan Pasifik itu.
Mereka terakhir berbicara pada April, dalam percakapan dua jam di mana mereka berselisih tentang pembatasan perdagangan pada teknologi dan Taiwan.
BACA JUGA: China: Kantor HAM PBB Harus Hindari ‘Dimanfaatkan’ oleh Kekuatan Penentang ChinaPembicaraan telepon ini akan dilakukan di masa-masa akhir jabatan kepresidenan Biden, dengan pemilu AS akan diadakan pada 5 November, dan Wakil Presiden AS, Kamala Harris, telah menggantikannya sebagai kandidat dari partai Demokrat.
Jika dia mengalahkan Donald Trump dari Partai Republik, Harris diperkirakan akan melanjutkan pendekatan Biden untuk mengupayakan dialog dengan China sambil tetap mempertahankan tekanan.
Washington dan Beijing masih berselisih pendapat mengenai isu-isu utama, khususnya mengenai pendekatan China yang semakin tegas di wilayah maritim yang disengketakan.
Sullivan, penasihat keamanan nasional AS yang melakukan perjalanan pertama ke China sejak 2016, “menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk membela sekutu Indo-Pasifiknya,” kata Gedung Putih.
Dia juga “menyatakan kekhawatiran tentang tindakan destabilisasi China terhadap operasi maritim Filipina yang sah” di Laut Cina Selatan yang disengketakan, katanya.
Media pemerintah China melaporkan bahwa Wang mengeluarkan peringatannya sendiri kepada Washington.
“Amerika Serikat tidak boleh menggunakan perjanjian bilateral sebagai alasan untuk melemahkan kedaulatan dan integritas teritorial China, juga tidak boleh mendukung atau memaafkan tindakan pelanggaran Filipina,” kata Wang kepada Sullivan, menurut media pemerintah China, CCTV.
Beijing mengatakan pada Senin, bahwa mereka telah mengambil “tindakan pengendalian” terhadap dua kapal Penjaga Pantai Filipina yang “secara ilegal” memasuki wilayah terumbu karang dan perairan yang disengketakan. [ns/ab]