Para pejabat senior kebijakan luar negeri dan pertahanan AS dan Korea Selatan telah mengakhiri pembicaraan di Seoul yang sebagian besar berfokus pada ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh Korea Utara.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bertemu bersama dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong dan Menteri Pertahanan Nasional Suh Wook pada hari Kamis (18/3).
“Kami berkomitmen pada denuklirisasi Korea Utara, mengurangi ancaman yang ditimbulkan Korea Utara terhadap AS dan sekutu-sekutu kami, meningkatkan kehidupan seluruh rakyat Korea, termasuk rakyat Korea Utara, yang terus menderita oleh pelanggaran yang meluas dan sistematis di sana,” kata Blinken dalam konferensi pers.
Korea Selatan menampung sekitar 28 ribu tentara AS dan dalam suatu upacara pekan ini, kedua negara menandatangani kesepakatan mengenai biaya penempatan pasukan tersebut, yang telah menjadi sumber perselisihan antara Seoul dan Washington dalam tahun-tahun terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump.
“Melalui banyak tantangan yang kita hadapi, ikatan kita, yang ditempa melalui pengorbanan bersama, lebih penting sekarang ini daripada sebelumnya. Selama 70 tahun komitmen AS terhadap aliansi AS-Korea Selatan tetap, seperti digambarkan Menteri Blinken, kuat sekali,” kata Menteri Pertahanan Austin, seorang purnawirawan jenderal Angkatan Darat.
Blinken dan Austin kemudian bertemu dengan Presiden Moon Jae-in di Seoul.
BACA JUGA: Korut Keluarkan Ancaman Baru terhadap AS dan KorselKedua pejabat Amerika itu mewakili pemerintahan Biden dalam lawatan pertama ke mancanegara di tingkat kabinet, yang mencakup pertemuan di Tokyo sebelumnya pekan ini. Namun persinggahan di Korea Selatan berlangsung setelah empat tahun hubungan yang kerap tegang antara Washington dan Seoul, yang membuat presiden baru AS tampak ingin memperbaikinya, kata para analis.
Hee-jin Koo, peneliti di Korean Peninsula Future Forum di Seoul mengatakan, lawatan ke kawasan oleh Blinken dan Austin merupakan “titik balik” bagi AS dan sekutu-sekutunya.
Kunjungan kedua menteri itu dapat memperbaiki hubungan antara Seoul dan Tokyo, tetapi juga memperbaiki hubungan antara Gedung Putih dan Presiden Moon, yang menurut Koo kerap “diabaikan” pemerintahan Trump dalam dialog dengan Korea Utara. [uh/ab]