Pejabat militer Amerika dan Taliban saling tuduh bahwa pihak lainnya berusaha menggagalkan usaha perdamaian di Afghanistan.
Konflik antara kedua pihak yang bermusuhan itu lewat Twitter terjadi ketika wakil-wakil Amerika dan Taliban sedang terlibat perundingan yang berlangsung beberapa bulan terakhir untuk menghentikan perang Afghanistan yang telah berlangsung hampir 18 tahun.
Tapi perundingan itu tidak mencegah Taliban menghentikan atau mengurangi konflik di lapangan. Pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan yang didukung Amerika telah mengakibatkan kematian dan cederanya ratusan orang, termasuk warga sipil.
BACA JUGA: Ketua Perunding Taliban Afghanistan: Pasukan AS di Ambang KekalahanJuru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mentweet Sabtu (18/9) malam, bahwa Amerika-lah dan bukan kelompoknya, yang menentang usaha perdamaian.
“Kalau kalian terus menduduki negara kami dengan pasukan dan komplotan, tidak akan ada warga Afghanistan yang mau berdamai, dan malahan bertekad akan mengusir kalian,” kata juru bicara Talban lewat Twitter.
Ia menjawab ucapan juru bicara tentara Amerika, Kolonel Dave Butler yang mengatakan bahwa Taliban “hanya merugikan rakyat Afghanistan yang menginginkan perdamaian.”
Zahibullah mendesak Kolonel Butler supaya jangan mengatas-namakan rakyat Afghanistan dan memikirkan “cara-cara untuk mengakhiri pendudukan kalian.”
“Kalian tahu bahwa apa yang kalian katakan tidak betul. Rakyat Afghanistan juga tahu bahwa pernyataan kalian itu tidak betul. Kalian punya kesempatan untuk mengurangi aksi-aksi kekerasan, tapi kalian tidak melakukannya," jawab Butler.
Komentar Butler itu memicu jawaban Zahibullah, yang minta Butler untuk menjawab pertanyaannya: “Apakah tidak benar bahwa pasukan Amerika ditempatkan dengan paksa di Afghanistan dan Amerika menjatuhkan ‘bom yang tidak terhitung jumlahnya,” dan bahwa Amerika memenjarakan ribuan warga Afghanistan?.”
Amerika dan sekutu-sekutunya menyerbu Afghanistan tahun 2001 untuk menggulingkan Taliban karena melindungi para pemimpin al-Qaida yang dituduh merencanakan serangan 11 September di Amerika. (ii)