Pejabat Iran Berbicara Tentang Pembicaraan Nuklir, Pengungsi Afghanistan 

Ilustrasi - Sebuah bendera Iran di pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr Iran, 10 November 2019 (ATTA KENARE / AFP)

Iran mengatakan Senin (11/4) kesepakatan nuklir 2015 itu “hidup” tetapi (seperti berada) “di ruang gawat darurat,” sementra pembicaraan tentang menghidupkan kembali perjanjian itu tetap terhenti.

Kesepakatan nuklir yang kini tidak menentu itu sedang “dihidupkan kembali” tetapi pihak-pihak terkait “tidak bagaimana nasibnya nanti,” kata Saeed Khatibzadeh, juru bicara kementerian luar negeri Iran.

Pembicaraan antara Iran dan negara-negara kuat dunia di Wina untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir itu telah terhenti sejak Februari.

Saeed Khatibzadeh.

Ada kekhawatiran bahwa Iran bisa lebih dekat untuk dapat membuat senjata nuklir jika negara itu mengupayakannya.

Kesepakatan nuklir itu runtuh empat tahun lalu ketika mantan Presiden AS Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan dan menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran. Sementara itu, Iran telah memperluas upaya nuklirnya.

Iran telah lama bersikeras bahwa program nuklirnya bertujuan damai, seperti untuk menghasilkan tenaga listrik dan isotop medis.

Secara terpisah, Khatibzadeh mengatakan masuknya pengungsi Afghanistan ke Iran tidak dapat berlanjut dan mendesak Taliban untuk “melaksanakan tanggung jawab mereka.”

“Tidak peduli seberapa banyak kami mencoba menjadi tuan rumah yang baik, kapasitas kami terbatas,” katanya. [lt/ab]