Pejabat PBB Prihatin dengan Krisis Kemanusiaan di Gaza

Situasi di Gaza pasca perang sangat memprihatinkan, di mana sedikitnya 300 gedung, termasuk 1.000 unit rumah, hancur.

Pejabat-pejabat PBB hari Minggu (23/5) menunjukkan keprihatinan mereka dengan skala kehancuran di Gaza, pasca gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran terbaru antara Israel dan kelompok militan Hamas.

Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Wilayah Palestina, Lynn Hastings, mengatakan sekitar 300 gedung di Gaza, termasuk 1.000 unit rumah, hancur. Ditambahkannya, enam rumah sakit dan 11 klinik layanan kesehatan rusak, dan satu rumah sakit tidak dapat berfungsi karena kurangnya layanan listrik.

BACA JUGA: Diplomat Mesir Berusaha Perkuat Gencatan Senjata Israel-Palestina

“Masyarakat internasional bekerja keras mendistribusikan barang-barang penting, termasuk obat-obatan dan bahan bakar. Minggu ini saya mengeluarkan hampir 18 juta dolar dari dana kemanusiaan Palestina. Koordinator bantuan darurat di New York akan mengeluarkan tambahan anggaran 4,5 juta dolar. Ini semua untuk memulihkan akses masyarakat pada layanan paling dasar seperti perawatan kesehatan dan air bersih,” ujarnya.

Kepala Badan PBB Urusan Pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, mengatakan ia “sangat frustrasi dengan episode aksi kekerasan ektrem yang tidak berperikemanusiaan,” dan menambahkan hal itu “membuat kondisi di Gaza mundur beberapa tahun.”

Hamas dan beberapa kelompok bersenjata lainnya menembakkan lebih dari 4.000 roket ke arah Israel.

Israel membalas dengan melancarkan ratusan serangan udara terhadap apa yang disebutnya sebagai sasaran militan.

Lebih dari 250 orang tewas, sebagian besar warga Palestina. Namun Israel mengatakan sedikitnya 200 orang yang tewas itu adalah militan.

Gaza telah berada di bawah blokade Israel-Mesir yang melumpuhkan wilayah itu sejak kelompok militan Hamas merebut kekuasaan dari pasukan yang setia pada Otorita Palestina yang didukung secara internasional pada tahun 2007. [em/lt]