Sejumlah ledakan mengguncang ibu kota Ukraina, Kyiv, dan sejumlah kota lainnya pada Minggu (17/11) dini hari. Pejabat menyebut serangan tersebut sebagai serangan rudal terbesar Rusia, yang menyasar fasilitas listrik menjelang musim dingin, sejak Agustus.
Warga Ukraina bersiap menghadapi serangan besar yang dapat melumpuhkan sistem kelistrikan selama berminggu-minggu. Mereka khawatir kerusakan serius pada jaringan listrik akan memicu pemadaman berkepanjangan, sekaligus meningkatkan tekanan psikologis di tengah momen krusial perang yang dimulai Rusia pada Februari 2022.
“Serangan besar lainnya terhadap sistem listrik sedang berlangsung. Musuh menargetkan fasilitas pembangkit dan transmisi listrik di seluruh Ukraina,” tulis Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, dalam unggahan di Facebook.
Sistem pertahanan udara terdengar aktif menembak jatuh pesawat nirawak di atas ibu kota pada malam hari, diikuti oleh serangkaian ledakan besar yang mengguncang pusat kota saat serangan rudal dilancarkan keesokan paginya.
Tingkat kerusakan masih belum diketahui. Para pejabat memutus pasokan listrik di beberapa distrik, termasuk di Kyiv, wilayah sekitarnya, dan Dnipropetrovsk, sebagai langkah pencegahan untuk menghindari lonjakan listrik jika terjadi kerusakan.
Pihak berwenang di wilayah Volyn, Ukraina barat laut, melaporkan adanya kerusakan pada infrastruktur energi, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Para pejabat kerap merahasiakan kondisi sistem kelistrikan terkait situasi perang.
Di Mykolaiv, wilayah selatan Ukraina, serangan pesawat nirawak semalam menewaskan dua orang, ungkap gubernur setempat. Ledakan juga dilaporkan mengguncang Zaporizhzhia di tenggara dan pelabuhan Odesa di Laut Hitam, menurut saksi mata Reuters. Sementara itu, wilayah Kryvyi Rih di selatan dan Rivne di barat turut dilanda ledakan.
BACA JUGA: Rusia Serang Ibu Kota Ukraina dengan Drone dan Rudal"Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesar: pesawat nirawak dan rudal terhadap kota-kota yang damai, warga sipil yang tertidur, infrastruktur penting," kata Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha.
Ia menyebut serangan tersebut sebagai "respons nyata" Moskow terhadap para pemimpin yang baru saja berinteraksi dengan Presiden Vladimir Putin. Pernyataan ini tampaknya menyindir Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang pada Jumat lalu menghubungi Putin untuk pertama kalinya sejak akhir 2022.
Polandia, anggota NATO yang berbatasan langsung dengan Ukraina di sisi barat, mengungkapkan telah mengerahkan angkatan udaranya untuk berpatroli di wilayah udara sebagai langkah pengamanan. Langkah ini diambil menyusul serangan Rusia yang, menurut laporan, melibatkan rudal jelajah, rudal balistik, serta drone. [ah]