Inflasi AS masih berada “sedikit” di atas target Federal Reserve AS (The Fed), meski telah mencapai kemajuan dalam beberapa bulan terakhir, kata seorang pejabat The Fed pada hari Sabtu (10/8).
Bank sentral AS itu mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam dua dekade terakhir. Sebab, mereka berupaya untuk mengembalikan inflasi ke target jangka panjangnya sebesar 2%, menyusul lonjakan harga-harga akibat pandemi COVID-19.
Indikator inflasi yang digunakan The Fed saat ini berada pada tingkat tahunan 2,5%, jauh di bawah level tertingginya yang dicapai pada tahun 2022. Sementara itu, ekonomi AS masih terus tumbuh dan pasar tenaga kerja sedikit melemah.
Untuk itu, Ketua The Fed Jerome Powell menyarankan pada akhir Juli lalu bahwa lembaganya dapat memberlakukan pemangkasan suku bunga pertamanya paling cepat pada bulan September, jika data ekonomi terus menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan mereka.
Namun, sejumlah pejabat The Fed lebih berhati-hati dalam memberikan sinyal penurunan suku bunga.
“Kemajuan dalam menekan inflasi selama bulan Mei dan Juni adalah suatu perkembangan yang positif,” ujar Gubernur The Fed Michelle Bowman dalam sebuah konferensi di Colorado Springs. “Tapi, inflasi masih berada di atas target komite (The Fed) sebesar 2%.”
Your browser doesn’t support HTML5
Walaupun ada “risiko kenaikan”, Bowman mengatakan ia masih memperkirakan inflasi akan menurun dalam beberapa bulan mendatang. Namun, ia memperingatkan para pembuat kebijakan untuk tetap bersabar “dan tidak mengacaukan kemajuan yang telah dicapai dalam menekan inflasi, dengan bereaksi secara berlebihan terhadap satu titik data.”
“Saya akan tetap berhati-hati menentukan sikap saya dalam mempertimbangkan perubahan terkait posisi kebijakan saat ini," tambahnya.
Pernyataan Bowman, yang merupakan anggota tetap komite penetapan suku bunga The Fed, menunjukkan bahwa ia tetap khawatir dengan pemangkasan suku bunga yang terlalu cepat, walaupun banyak pihak di di pasar keuangan yang mendukung pemangkasan suku bunga pada bulan September.
Para trader kontrak berjangka kini sangat yakin bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dalam rapat berikutnya pada bulan September. Mereka justru berbeda pendapat soal seberapa besar pemangkasan pertamanya, menurut data dari CME Group.
Sementara itu, CEO Bank of America Brian Moynihan pada hari Minggu (11/8) mengatakan, jika The Fed tidak mulai memangkas suku bunga dalam waktu dekat, para konsumen AS akan kecewa.
“Mereka mengatakan kepada orang-orang bahwa suku bunga mungkin tidak akan naik, tetapi jika mereka tidak segera menurunkannya, mereka bisa membuat konsumen AS kecewa,” kata Moynihan dalam sebuah wawancara dengan media CBS.
“Ketika konsumen Amerika benar-benar mulai pesimis, maka sulit untuk meyakinkan mereka kembali.” [br/jm]