Selama lebih dari 100 tahun, Hari Perempuan Internasional dirayakan dengan mengakui pencapaian perempuan di seluruh dunia.
Namun, tahun ini, karena hilangnya pekerjaan dan meningkatnya beban di rumah, kondisi ekonomi perempuan lebih buruk daripada laki-laki.
Menurut data Organisasi Buruh Internasional (International Labor Organization/ILO), perempuan di seluruh dunia kehilangan pekerjaan lebih banyak akibat pandemi dibandingkan laki-laki. Sekitar 5 persen perempuan pada 2020 kehilangan pekerjaan atau jam kerja dikurangi, sedangkan laki-laki yang mengalami hal yang sama hanya 3,9 persen.
"Setiap kali sesuatu terjadi di dunia, perempuan mengalami dua kali lipat lebih buruk," kata Anchia Mulima, koordinator Lemusica, organisasi yang mendukung perempuan dan anak perempuan di Mozambique, kepada VOA.
Selama pandemi, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menekankan kesenjangan antara bagaimana perempuan terdampak krisis dibandingkan laki-laki.
"Ketimpangan gender telah meningkatkan secara drastis dalam setahun belakangan, sementara perempuan menopang beban penutupan sekolah dan bekerja dari rumah," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Menurut UN Women, 58 persen dari perempuan bekerja di seluruh dunia, melakukan "pekerjaan informal" atau pekerjaan yang tidak terlalu diregulasi dan seringkali tanpa pajak atau tunjangan. Perempuan juga lebih cenderung bekerja dalam industri yang sangat terdampak pandemi, seperti pariwisata dan pengasuhan anak. [vm/ft]