5 Hal Penting Terkait Dugaan Pelecehan Seksual oleh Calon Hakim Agung Kavanaugh

Dalam sekitar seminggu terakhir publik Amerika dihebohkan dengan kasus dugaan pelecehan seksual oleh calon Hakim Agung Amerika Brett Kavanaugh.

Tiga perempuan telah angkat suara, menghambat pengukuhan Kavanaugh sebagai Hakim ke-9 di Mahkamah Agung Amerika Serikat.

Lalu siapa Kavanaugh? Pelecehan seperti apa yang dituduhkan kepadanya? Sepenting apakah posisi Hakim Agung di Amerika? VOA Indonesia merangkum 5 hal yang perlu Anda ketahui.

Siapa Brett Michael Kavanaugh?

Kavanaugh, 53, adalah hakim yang dicalonkan Presiden Amerika Donald Trump untuk menjadi pengganti Hakim Agung Anthony Kennedy yang pensiun pada bulan Juli 2018.

Istri Kavanaugh, Ashley Estes Kavanaugh, memandangi suaminya.

Dia dekat dengan Presiden George W. Bush, dan kerap disebut-sebut sebagai ‘musuh’ Presiden Bill Clinton.

Kedekatan lulusan Fakultas Hukum Yale ini dengan Bush bermula saat Kavanaugh menjabat pengacara Gedung Putih. Bush menyebut Kavanaugh sebagai pribadi yang “pandai, berpengalaman luas dan berkarakter kuat.”

Brett Kavanaugh saat disumpah menjadi hakim Pengadilan Banding Federal di Washington, D.C.

Pada 2006, Presiden George W. Bush menunjuk Kavanaugh menjadi salah satu hakim Pengadilan Banding Federal di Washington, D.C. Posisi ini amatlah prestisius karena menangani berbagai kasus penting di Amerika.

Sementara, hubungan ‘tidak akur’-nya dengan Presiden Clinton bermula saat Kavanaugh, pada era 1990an, menjadi salah satu penulis laporan Kenneth Starr, yang menginvestigasi dugaan perselingkuhan Clinton dengan salah satu intern di Gedung Putih, Monica Lewinsky.

Laporan itu berujung dengan pemakzulan Presiden Clinton.

Presiden Bill Clinton dan skandal Monica Lewinsky.

Sepanjang 12 tahun karirnya di Pengadilan Banding Federal di Washington, D.C., Kavanaugh telah mengeluarkan 300 opini pengadilan, membuatnya menjadi salah satu hakim yang disebut paling kompeten menjabat Hakim Agung.

“Di dunia hukum, dia adalah hakimnya hakim,” kata Presiden Trump.

Skandal pelecehan seksual, siapa yang melaporkan?

Presiden Donald Trump mencalonkan Kavanaugh sebagai Hakim Agung pada 9 Juli 2018.

Pencalonan ini diikuti rapat dengar pendapat oleh Komite Peradilan Senat, yang dimulai pada 4 September 2018.

Untuk diangkat menjadi Hakim Agung, Kavanaugh harus disetujui 21 anggota Komite Peradilan Senat, dan kemudian seluruh Senat.

Namun, di tengah-tengah proses ini publik Amerika dikejutkan dengan pengakuan sejumlah perempuan yang menyebut pernah dilecehkan secara seksual oleh Brett Kavanaugh.

Unjuk rasa digelar di Washington, D.C. menentang Kavanaugh sebagai Hakim Agung.

Perempuan pertama yang mengaku pernah dilecehkan Kavanaugh adalah Christine Blasey Ford, 51, seorang profesor psikologi di Universitas Palo Alto, California.

Ford menyatakan, pada tahun 1982, di sebuah pesta, saat dia masih berusia 15 tahun dan Kavanaugh 17 tahun, Kavanaugh dan teman sekelasnya, Mark Judge, pernah mengunci Ford di sebuah kamar, membungkam mulutnya dan berusaha membuka baju Ford.

Ford menyebut “upaya pemerkosaan” itu terjadi saat Kavanaugh tengah mabuk.

Suasana ruang Komite Peradilan Senat.

Tuduhan kedua muncul dari Deborah Ramirez.

Dalam laporan yang ditulis The New Yorker, Ramirez yang sama-sama berkuliah di Yale dengan Kavanaugh antara tahun 1983-1984, menyebut sang hakim mendorong kemaluannya ke wajah Ramirez, setelah keduanya sama-sama meminum alkohol di sebuah pesta.

Sejumlah orang berunjuk rasa di New York menolak Kavanaugh sebagai Hakim Agung.

Sementara tudingan ketiga muncul dari seorang perempuan bernama Julie Swetnick, seorang mantan pegawai pemerintah.

Swetnick menyebut dia adalah salah satu korban ‘sejumlah pemerkosaan beramai-ramai’ di sebuah pesta SMA pada tahun 1982, dan Brett Kavanaugh dan Mark Judge “ada di pemerkosaan itu”.

Kavanaugh telah membantah ketiga tuduhan itu, menyebutnya sebagai “fitnah” dan “konyol”.

Christine Blasey Ford setuju untuk hadir memberikan keterangan dalam rapat terbuka dengan Komite Peradilan Senat, Kamis, (27/09).

Mengapa posisi Hakim Agung penting?

Mahkamah Agung adalah lembaga tertinggi cabang Yudikatif Amerika Serikat. Sejak 1869 Mahkamah Agung dijabat oleh 9 Hakim Agung.

Mahkamah Agung penting karena mengatur banyak kasus yang berdampak langsung terhadap kehidupan orang yang tinggal di Amerika Serikat.

Legalisasi pernikahan sesama jenis, mandat bahwa warga Amerika harus punya asuransi kesehatan, dan hak warga negara untuk memiliki senjata api di rumah untuk melindungi diri, adalah beberapa keputusan ‘penting’ yang pernah diambil oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat.

Gedung Mahkamah Agung Amerika di Washington, D.C.

Menariknya, pejabat Hakim Agung menjabat seumur hidup (hingga wafat atau pensiun).

Alhasil, penunjukan seorang Hakim Agung akan berdampak kepada arah kehidupan di Amerika hingga beberapa dekade setelah dia dipilih, apalagi jika ia masih muda.

Seorang Hakim Agung akan menjabat seumur hidupnya.

Lalu, bagaimana pandangan Kavanaugh terhadap sejumlah isu penting di Amerika?

Terkait isu kepemilikan senjata, pada sebuah sidang di Washington, D.C. pada 2011 lalu, yang hasilnya melarang kepemilikan senjata semi-otomatis di D.C., Kavanaugh berada pada posisi berlawanan.

Menurutnya, Mahkamah Agung sebelumnya “secara konstitusi sudah membolehkan” kepemilikan senjata, yang sebagian besarnya adalah semi-otomatis.

Berbagai penolakan terhadap Kavanaugh.

Kavanaugh juga sempat dikritik karena tidak setuju dengan hak aborsi bagi imigran, setelah seorang imigran ilegal berusia 17 tahun diberikan hak untuk aborsi oleh sebuah pengadilan banding.

Jika Kavanaugh disetujui menjadi Hakim Agung, dirinya disebut-sebut bisa menjadi suara penentu, apakah Trump bisa dipaksa untuk bersaksi dalam kasus dugaan intervensi Rusia pada Pilpres Amerika 2016.

Apa kata Trump?

Presiden Amerika Donald Trump yang menominasikan Kavanaugh sebagai Hakim Agung, tentunya berada di sisi calon Hakim Agung.

Dalam cuitannya pada 21 September, Trump menyebut Kavanaugh adalah “orang bereputasi bersih” yang terjebak dalam kasus dugaan pelecehan seksual karena ulah “politisi radikal sayap kiri”.

Dia menyebut apa yang dialami Kavanaugh “juga dialaminya setiap hari di D.C.”

Trump bahkan menyudutkan Christine Blasey Ford, perempuan pertama yang mengungkap dugaan pelecehan seksual oleh Kavanaugh.

Menurut sang presiden, Ford atau orang tua “yang menyayanginya” harusnya segera melaporkan dugaan pelecehan tersebut, tidak menunggu puluhan tahun kemudian.

“Kita harus belajar soal tanggal, waktu dan tempat!”, kata Trump.

Lebih jauh lagi, pada 25 September, Trump menuding Demokrat lah yang berada di balik kasus Kavanaugh.

“Ini cara tidak jujur untuk menghancurkan orang baik. Ini penghancuran politik. Di balik layar, orang Demokrat sekarang sedang tertawa. Mari kita berdoa untuk Brett Kavanaugh dan keluarganya!”.

Kata perempuan, selebritas dan pendukung gerakan #MeToo

Pengakuan sejumlah perempuan yang menyebut pernah dilecehkan Kavanaugh, memberikan nuansa tersendiri bagi gerakan #MeToo yang ramai sejak tahun lalu, ketika sejumlah selebriti perempuan, satu persatu mengaku pernah dilecehkan produser papan atas Hollywood, Harvey Weinstein.

Sebanyak lebih 1.000 perempuan mantan mahasiswi Yale membuat surat terbuka untuk menunjukkan dukungannya bagi Deborah Ramirez, salah satu perempuan yang mengaku pernah dilecehkan Kavanaugh.

“Sebagai mantan mahasiswi Yale, kami mendukung Deborah Ramirez dan Christine Blasey Ford,” tulis surat yang dibuat oleh Christina Baker Kline, Kate Manning dan Rebecca Steinitz itu.

Mereka meminta agar investigasi terhadap kasus ini diselesaikan hingga tuntas.

Komentar juga datang dari sejumlah selebriti perempuan. Selain dengan #MeToo dukungan di Twitter juga muncul dalam #BelieveSurvivors

Aktris Kerry Washington, lewat akun Twitter-nya menulis “perempuan harus didengar”.

Dukungan lainnya juga muncul dari aktris yang akan berperan dalam film Captain Marvel, Brie Larson, dan aktris senior, Jane Fonda.

“Kami di sini berdiri atas nama solidaritas,” kata Jane. (rh)