Pertemuan kedua antara Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan negosiator dari faksi Republik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Jumat (19/5) malam untuk membahas plafon utang AS berakhir tanpa kemajuan.
Kedua belah pihak mengatakan belum ada pertemuan lanjutan untuk membahas peningkatan plafon utang dari level saat ini yang mencapai $31,4 triliun.
Belum adanya kemajuan yang terjadi saat Washington bergegas agar mencapai kesepakatan pada tenggat 1 Juni atau menghadapi risiko gagal bayar utang untuk pertama kalinya dalam sejarah.
“Kami berdiskusi dengan sangat, sangat terbuka mengenai posisi kami saat ini, tentang hal-hal yang harus dilakukan,” kata Perwakilan faksi Republik, Garret Graves, kepada para wartawan menyusul pertemuan singkat di Capitol dengan para pejabat Gedung Putih.
“Yang terjadi malam ini bukan negosiasi,” kata Graves, sambil menambahkan waktu untuk pertemuan berikutnya belum dijadwalkan.
Dia mengulangi pernyataan oleh Ketua DPR AS Kevin McCarthy bahwa perlu kemajuan untuk mengubah “lintasan” defisit belanja pemerintah dan utang yang meningkat dengan cepat.
“Kita harus membelanjakan lebih sedikit dari tahun sebelumnya,” kata McCarthy.
Negosiator kedua dari Partai Republik, Patrick McHendy, mengatakan McCarthy akan diberi penjelasan mengenai status negosiasi. Kedua legislator itu tidak mengatakan mengenai kemajuan apa pun.
BACA JUGA: Negosiasi Plafon Utang AS Masih AlotMcHenry mengatakan dia tidak yakin kedua belah pihak bisa memenuhi target McCarthy untuk mencapai kesepakatan pada akhir pekan ini, agar bisa diajukan ke Kongres untuk disetujui dalam beberapa hari mendatang.
Saat meninggalkan ruang rapat, penasihat senior Gedung Putih Steve Ricchetti mengatakan kepada para wartawan bahwa dia “tidak menilai” pembicaraan tadi.
Kongres dan Gedung Putih sedang dikejar tenggat 1 Juni yang menurut perkiraan Departemen Keuangan menandai momen ketika Pemerintah AS tidak bisa membayar sebagian utang-utangnya. Bila terjadi akan memicu gagal bayar utang AS untuk pertama kalinya. [ft/ah]