Pembatalan Program DACA Dapat Rugikan Bisnis AS Miliaran Dolar

Jaksa Agung New York Eric T. Schneiderman mengumumkan pengajuan gugatan multistate untuk melindungi penerima program DACA pada konferensi pers di John Jay College, New York, 6 September 2017.

Keputusan Gedung Putih pekan ini untuk mengakhiri DACA (Deferred Action for Childhood Arrivals) menimbulkan dampak besar bagi hampir 800 ribu partisipan program tersebut, yakni imigran muda ilegal yang dibawa masuk Amerika semasa kanak-kanak.

Kerugian akibat banyaknya tenaga kerja yang dihadapkan pada kemungkinan nyata untuk dipecat dan dipaksa meninggalkan negara ini sulit diukur. Tetapi kerugian ini nyata bagi para pengusaha, yang sebagian besar memandang ada implikasi moral maupun ekonomi yang saling berkaitan sehubungan dengan diakhirinya program ini.

“Hilangnya kontribusi ekonomi dari penerima DACA merupakan kerugian langsung,” kata Kathryn Wylde, presiden dan CEO Partnership for New York City, yang mewakili pimpinan bisnis di kota itu. Ia mengatakan tenaga kerja yang merupakan partisipan DACA menyumbang miliaran dolar per tahun bagi perekonomian setempat.

“Ini juga merupakan sinyal ke seluruh dunia bahwa Amerika bukan lagi tempat yang menerima bakat, kerja keras dan energi para imigran,” kata Wylde. “Pesan ini punya efek berantai karena mengganggu upaya rekrutmen perusahaan-perusahaan besar kita, karena mereka memerlukan pekerja berbakat, yang menguasai multi-bahasa, dari seluruh dunia.”

Hingga sekarang ini, lebih dari 400 pengusaha dan tokoh bisnis Amerika yang telah menandatangani surat terbuka yang meminta Presiden Donald Trump dan Kongres Amerika agar melanjutkan DACA dan memberi solusi permanen, yang akan menjamin kemampuan penerima DACA untuk terus bekerja secara legal di dalam negeri tanpa risiko dideportasi.

“Perekonomian kita akan kehilangan 460,3 miliar dolar dari PDB nasional dan 24,6 miliar dolar dari kontribusi pajak Jaminan Sosial dan Medicare,” demikian isi surat itu, mengacu pada riset dalam periode 10 tahun yang dilakukan Center for American Progress yang berhaluan liberal.

Sementara itu CATO Institute yang berhaluan konservatif menyebut angka kerugian itu mencapai 280 miliar dolar.

Menyusul pengumuman mengenai diakhirinya DACA, Gedung Putih menyarankan agar para pekerja Amerika yang menganggur untuk memanfaatkan situasi ini, semata-mata mengingat usia angkatan kerja DACA.

Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan kepada wartawan bahwa ada lebih dari 4 juta orang Amerika yang menganggur yang berada dalam kelompok usia yang sama dengan usia para penerima DACA. [uh]