Direktur Pusat Karir di Clarkson University, di Postdam, New York, Margo Jenkins, menyarankan para mahasiswa untuk meraih pengalaman profesional dini dan sesering mungkin.
“Apa yang Anda minati?” itulah pertanyaan yang sering diajukannya kepada para mahasiswanya. “Anda harus memperjuangkannya dari sekarang, kami ada disini untuk membimbinb mahasiswa ke arah yang benar.”
Kebanyakan universitas di Amerika memiliki pusat karir, katanya, dan universitas mengupayakan para mahasiswa terhubung dengan layanan ini begitu mereka masuk universitas. Meskipun mahasiswa itu masih belum tahu pekerjaan yang tepat yang hendak mereka kembangkan, banyak bantuan tersedia sebelum memutuskan hal itu.
BACA JUGA: Mahasiswa AS Minta Pemerintah Bebaskan UtangPusat karir membantu mahasiwa membantu menyiapkan dokumen yang perlu untuk mencari pekerjaan, seperti resume atau curriculum vitae yang memuat riwayat pendidikan dan pengalaman kandidat pekerja itu.
Sebuah surat pengantar acapkali diminta dimana pendaftar berusaha meyakinkan calon majikannya tentang mengapa dirinya paling cocok untuk pekerjaan yang dilamarnya itu.
Pusat Karir juga memberikan saran kepada mahasiswa tentang dokumen dan aspek lainnya dari usaha memperoleh pekerjaan, seperti bagaimana penampilan diri kita saat wawancara pertama, kata Jenkins.
Pusat Karir membina hubungan dekat dengan banyak perusahaan di berbagai industri, kata Jenkins. Juga dengan mantan mahasiswa yang bisa membantu memberikan saran kepada mahasiswa yang hendak menjajaki jalur karir yang sama.
Salah satu alat yang membantu mengembangkan karir seseorang adalah pekerjaan yang bersifat sementara, seperti praktik kerja atau apa yang disebut cooperative education atau co-op yang merupakan sebuah program akademis yang melengkapi pendidikan mahasiswa. Demikian dikatakan the Cooperative Education and Internship Association.
Departemen Pajak Negara Bagian Illinois misalnya, punya perekrut khusus yang menghubungi para mahasiswa yang mencari pekerjaan penuh waktu atau kerja praktik selama The Foot in the Door Career Fair di University of Illinois, Springfield.
Praktik kerja acapkali merupakan jabatan jangka pendek dengan sebuah perusahaan atau organisasi, sementara co-op lebih bersifat jangka panjang. Keduanya memberi mahasiswa peluang untuk diuji pengetahuan dan kemampuannya di dunia praktik nyata dan membantu mereka mempertimbangkan apakah pekerjaan itu atau perusahaan tertentu cocok dengan mereka.
BACA JUGA: Dalam Tiga Tahun, Jumlah Calon Mahasiswa di Universitas AS Terus MerosotYang juga penting dari pembinaan ini adalah hubungan profesional yang bisa dimanfaatkan selanjutnya dalam karir mereka.
Praktik kerja bisa berjangka waktu satu tahun penuh, tetapi kebanyakan praktik kerja penuh waktu berlangsung selama musim panas. Praktik kerja ada yang dibayar tetapi ada pula tanpa diberi balas jasa. Banyak mahasiswa berusaha memperoleh praktik kerja yang dibayar dan berusaha meyakinkan calon pemberi kerja mereka bahwa ketrampilan mereka pantas untuk diberi kompensasi moneter.
Untuk program co-op, seorang mahasiswa meninggalkan kegiatan kulihanya selama satu semester untuk bekerja penuh waktu di perusahaan.
Kata Jenkins, program co-op ini menjadi semakin penting, dan semakin banyak majikan kini mengamati pengalaman kerja seperti ini di dalam resume calon pegawai mereka.
Di Clarkson University, sekitar 90% melakukan praktik kerja, meraih pengalaman sebagai co-op atau penelitian sebelum menyelesaikan studi mereka.
“Ini satu-satunya saat dalam kehidupan seorang mahasiswa dimana mereka bisa bereksperimen untuk beberapa bulan, tanpa ada risiko sama sekali,” kata Margo Jenkins. [jm/ii]