Sebuah laporan misi PBB di Sudan Selatan mengatakan anggota Tentara Pembebasan Rakyat Sudan yang beroposisi menewaskan 287 orang di sebuah masjid Bentiu dan 19 orang di sebuah rumah sakit Bentiu pada tanggal 15 April, setelah pemberontak merebut kota itu dari pasukan pemerintah.
Para pemberontak membantah temuan dalam laporan itu, dan juru bicara Lul Ruai Koang mengatakan kepada wartawan berita Bloomberg bahwa mereka yang tewas di masjid tersebut adalah pejuang dari kelompok pemberontak Sudan (yakni Gerakan Keadilan dan Kesetaraan) yang bersekutu dengan pemerintah Sudan Selatan.
Misi itu mengatakan laporannya didasarkan pada bukti fisik dan wawancara yang dikumpulkan di Sudan Selatan segera setelah insiden pembantaian tersebut.
Laporan hari Jumat itu juga merinci serangan oleh massa pro-pemerintah dua hari kemudian yang menewaskan 47 warga sipil. Serangan di sebuah pangkalan PBB di kota Bor itu menarget warga sipil yang diyakini mendukung pemberontak.
Dikatakan dalam semua serangan, warga sipil menjadi target karena etnis atau kebangsaan mereka, dan tindakan-tindakan yang dilakukan itu kemungkinan bisa digolongkan sebagai kejahatan perang.