Ini adalah upaya terbaru untuk menyelesaikan konflik internal yang telah berlangsung selama setahun di negara itu.
Pembicaraan hari Kamis (18/12) difokuskan pada gencatan senjata berkelanjutan antara pemerintah dan pemberontak, yang dimediasi oleh blok regional Afrika timur IGAD (Otoritas Antarpemerintah Untuk Pembangunan). Empat upaya sebelumnya untuk mencapai gencatan semuanya telah diabaikan.
Yang menjadi pusat konflik itu adalah perselisihan politik antara Presiden Salva Kiir dan mantan wakilnya Riek Machar. Perpecahan itu telah membuat militer negara itu terpecah dan menyebabkan pertempuran antar-etnis.
Putaran perundingan ini juga akan berusaha mengatasi isu politik yang sensitif tentang pembentukan pemerintahan transisi persatuan nasional. Para bekas tahanan politik, kelompok-kelompok keagamaan, dan organisasi masyarakat madani ikut mengambil bagian dalam pembicaraan itu.
Perjanjian damai sebelumnya dan sejumlah sanksi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa tidak berhasil menghentikan pertempuran itu.
Konflik di Sudan Selatan telah menewaskan puluhan ribu orang dan menelantarkan lebih dari dua juta lainnya. PBB mengatakan sedikitnya setengah negara itu berisiko kelaparan dan terkena wabah penyakit.