Para pejabat dari Rusia, Ukraina, Turki dan PBB dijadwalkan bertemu pada Rabu (13/7) di Istanbul dalam upaya untuk memulai kembali ekspor biji-bijian dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam, Ukraina.
Invasi Rusia di Ukraina telah menghalangi ekspor Ukraina, meningkatkan harga global gandum, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk.
Turki dan PBB telah berupaya memperantarai kesepakatan untuk meredakan krisis itu.
Rusia telah menyatakan khawatir kapal-kapal itu digunakan untuk membawa senjata ke Ukraina dan meminta agar kapal-kapal tersebut digeledah.
Ukraina telah menyatakan suatu kesepakatan tidak dapat mengancam keamanan teritorinya di Laut Hitam.
Pertempuran di Donbas
Kementerian Pertahanan Inggris pada Rabu mengatakan pihaknya memperkirakan pasukan Rusia akan berfokus untuk merebut kota-kota kecil di dekat kota-kota Slovyansk dan Kramatorsk ketika berupaya menguasai wilayah timur, Donbas.
“Wilayah perkotaan Slovyansk dan Kramatorsk kemungkinan besar tetap menjadi sasaran utama tahap operasi ini,” kata kementerian itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato malam hariannya, Selasa, bahwa “gempuran Rusia tidak berhenti satu hari pun.”
“Di Donbas, upaya ofensif tidak berhenti, situasi di sana tidak menjadi lebih mudah, dan korban tidak berkurang. Kita harus ingat ini. Kita harus melihat ini, menarik perhatian untuk ini.”
BACA JUGA: Roket-Roket Ukraina Hantam Wilayah di Selatan Yang Dikuasai RusiaUkraina pada Selasa mengatakan 52 orang Rusia tewas dalam serangan rudal jarak jauh di sebuah gudang amunisi di Ukraina Selatan. Moskow membantah klaim tersebut, dan mengatakan tujuh warga sipil terbunuh.
Kyiv mengatakan serangan di kota Nova Kakhovka di wilayah Kherson berlangsung setelah AS memasok Ukraina dengan sistem artileri bergerak HIMARS yang canggih. Menurut Ukraina, sistem itu digunakan pasukannya dengan akurasi yang lebih tinggi.
Rusia dan Ukraina saling menuduh pihak lain membunuh warga sipil tanpa pandang bulu dalam perang. Kantor HAM PBB Selasa mengatakan bahwa 5.024 warga sipil telah tewas di Ukraina sejak invasi dimulai, seraya menambahkan bahwa jumlah yang sesungguhnya kemungkinan jauh lebih banyak. [uh/ab]