Pemberontak mengatakan tidak akan ada gencatan senjata sebelum Presiden Salva Kiir membebaskan 11 pemimpin pro-pemberontak yang dipenjarakan.
Pembicaraan perdamaian antara pemberontak Sudan Selatan dan pemerintah tampaknya telah macet Rabu malam (8/1), dan pemberontak mengatakan tidak akan ada gencatan senjata sebelum Presiden Salva Kiir membebaskan 11 pemimpin pro-pemberontak yang dipenjarakan.
Sejauh ini, Presiden Kiir tidak mau membebaskan tahanan, yang ditangkap tahun lalu atas tuduhan keterlibatan mereka dalam rencana kudeta. Sebelumnya hari itu, para delegasi pemerintah mengatakan mereka siap menandatangani gencatan senjata “segera,” tetapi mereka tidak menjelaskan lebih jauh.
Kedua pihak bertemu tatap muka untuk pertama kalinya di Addis Ababa, sementara pertempuran sengit berkobar di daerah mereka.
Stasiun radio Sudan Selatan mengatakan kota Mayom di negara bagian Unity telah hancur setelah pertempuran berat dua hari antara pasukan pemerintah yang setia kepada Presiden Kiir dan pembelot yang mendukung saingan presiden, Riek Machar.
Hampir sebulan kekerasan di Sudan Selatan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan memaksa kira-kira 200 ribu orang mengungsi.
Sejauh ini, Presiden Kiir tidak mau membebaskan tahanan, yang ditangkap tahun lalu atas tuduhan keterlibatan mereka dalam rencana kudeta. Sebelumnya hari itu, para delegasi pemerintah mengatakan mereka siap menandatangani gencatan senjata “segera,” tetapi mereka tidak menjelaskan lebih jauh.
Kedua pihak bertemu tatap muka untuk pertama kalinya di Addis Ababa, sementara pertempuran sengit berkobar di daerah mereka.
Stasiun radio Sudan Selatan mengatakan kota Mayom di negara bagian Unity telah hancur setelah pertempuran berat dua hari antara pasukan pemerintah yang setia kepada Presiden Kiir dan pembelot yang mendukung saingan presiden, Riek Machar.
Hampir sebulan kekerasan di Sudan Selatan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan memaksa kira-kira 200 ribu orang mengungsi.