Pembunuh Singa Cecil Katakan Ia Berburu Secara Legal

Cecil, salah satu singa kebanggaan Zimbabwe, saat masih hidup di taman nasional Hwange (foto: dok).

Warga AS pembunuh singa terkenal di Zimbabwe, Walter Palmer berbicara dalam wawancara oleh harian Minneapolis Star Tribune dan Associated Press hari Minggu (6/9).

Dokter gigi AS, yang membunuh salah satu singa kebanggaan Zimbabwe dan menimbulkan kemarahan masyarakat internasional, telah berbicara dalam sebuah wawancara setelah berpekan-pekan mengambil sikap diam.

Walter Palmer -- dalam wawancara yang dilangsungkan bersama oleh Minneapolis Star Tribune dan Associated Press hari Minggu (6/9) mengatakan, bahwa seandainya ia tahu bahwa singa itu memiliki nama dan penting bagi suatu negara atau bagi sebuah studi, ia tidak akan memburunya.

Ia juga mengatakan, tidak ada seorang pun dari tim berburunya yang tahu nama singa itu sebelum atau segera setelah pembunuhannya.

Palmer membunuh singa langka yang akrab disebut Cecil. Di leher singa terkenal yang menjadi kebanggaan Taman Nasional Hwange itu terpasang pelacak gerak berbasis GPS. Cecil merupakan salah satu objek proyek riset Universitas Oxford.

Dokter gigi berusia 55 tahun itu mengatakan bahwa ia berburu secara legal dan tidak dikenai dakwaan kejahatan.

Palmer mengatakan, panah yang dilepaskannya dari luar perbatasan taman mengenai Cecil, namun singa itu tidak segera mati. Ia membantah cerita-cerita yang menyebutkan bahwa hewan yang terluka itu berkeliaran selama 40 jam sebelum akhirnya dibunuh dengan senjata api. Palmer mengatakan, singa itu terlacak keberadaannya keesokan harinya dan dibunuh dengan menggunakan panah.

Ia tidak mengungkapkan berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk membayar kegiatan berburu di luar Hwange itu. Ia hanya mengatakan, ia menghabiskan tidak lebih dari 50 ribu dolar sebagaimana dilaporkan di media.

Emmanuel Fundira, direktur kelompok konservasi Safari Operators Association of Zimbabwe mengatakan baru-baru ini bahwa Palmer bersama para pemandunya memancing Cecil ke luar Hwange ke tempat yang tak terlindungi dengan menggunakan hewan mati yang diikatkan ke kendaraan mereka sebagai umpan.

Fundira mengatakan, tim berburu Palmer berusaha menghancurkan alat pelacak GPS di leher Cecil namun tidak berhasil. Masih belum jelas apa yang terjadi pada bangkai Cecil. Palmer tidak mengungkapkannya dalam wawancara hari Minggu itu.