Kementerian Perindustrian, Senin (6/3), mengatakan pemerintah akan memperketat pemeriksaan bea cukai di pelabuhan-pelabuhan kecil untuk menindak praktik impor sepatu bekas ilegal. Langkah tersebut diambil menyusul laporan Reuters yang membongkar praktik jual beli sepatu bekas di Indonesia.
Investigasi Reuters selama enam bulan yang diterbitkan pada 25 Februari menemukan bahwa sepuluh pasang sepatu yang disumbangkan oleh kantor berita tersebut untuk skema daur ulang yang dijalankan oleh perusahaan raksasa petrokimia Amerika Serikat (AS) Dow dan pemerintah Singapura, malah diekspor untuk dijual kembali di pasar-pasar loak di Tanah Air.
Wartawan Reuters, menggunakan pelacak lokasi yang tersembunyi di dalam sol sepatu, menemukan sepatu kets yang disumbangkannya di Singapura terdeteksi di pasar loak di Jakarta dan di Batam.
Reporter Reuters Joe Brock menawar ke penjual untuk membeli kembali sepasang sepatu bekasnya sendiri di Jakarta, 1 November 2022. (Foto: REUTERS/Yuddy Cahya Budiman)
Pada 2015, Indonesia melarang impor pakaian dan alas kaki bekas karena alasan kebersihan, serta untuk melindungi industri tekstil lokal.
"Kejadian ini menunjukkan impor ilegal sepatu bekas dilakukan secara terorganisasi dan menyalahgunakan proyek-proyek sosial," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seperti dikutip dalam keterangannya.
"Praktik impor sepatu bekas secara ilegal harus dihentikan karena berdampak buruk bagi industri alas kaki dalam negeri,” tukasnya.
BACA JUGA: Belanja Barang Bekas Dinilai Bantu Permasalahan Lingkungan, Menparekraf: Tapi Tidak Boleh Impor
Kementerian juga mengusulkan insentif baru bagi produsen alas kaki lokal yang mengimpor bahan baku, dan memberlakukan peraturan yang lebih ketat pada bisnis yang mengimpor tekstil.
Pada Juli 2021, Dow and Sport Singapore, sebuah lembaga pemerintah, meluncurkan program daur ulang. Dalam program itu, sepatu bersol karet akan dihancurkan menjadi butiran yang akan digunakan kembali untuk membuat jalur joging dan taman bermain baru. Publik menyumbangkan puluhan ribu sepatu untuk program tersebut.
Pada 27 Februari, dua hari setelah berita Reuters diterbitkan, Dow dan Sport Singapore mengeluarkan pernyataan permintaan maaf kepada publik atas "kegagalan" dalam rantai pasokannya yang menyebabkan beberapa sepatu yang dimaksudkan untuk didaur ulang malah dikirim ke Indonesia. [ah/rs]