Pemerintah AS Peringatkan Remaja, Perempuan Hamil Agar Tak Pakai Ganja

Tanaman ganja di sebuah yayasan yang memberikan ganja untuk keperluan medis di Egg Harbor Township, New Jersey, AS, 22 Maret 2019.

Pemerintahan Trump, Kamis (29/8), memperingatkan remaja dan wanita hamil agar tidak menggunakan ganja, menyebutnya "obat berbahaya."

"Meskipun anggapan akan bahaya ganja berkurang, sesungguhnya yang menakutkan adalah potensi nyata bahaya meningkat" kata Kepala Operasional Korps Layanan Kesehatan Masyarakat AS, A.Jerome Adams.

Adams bersama Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar mengatakan konsentrasi THC - bahan kimia dalam ganja yang memberi pengguna perasaan mengawang tinggi - sekarang tiga kali lebih tinggi daripada di tahun 1990-an dan awal 2000-an.

"Ini bukan ganja seperti era ibu anda," kata Adams. "Semakin tinggi kadar THC, semakin tinggi risikonya."

Adams mengatakan, seringnya penggunaan ganja oleh remaja bisa mempengaruhi perkembangan otak terutama bagian-bagian yang terkait dengan perhatian, ingatan, dan pengambilan keputusan.

Perempuan hamil yang menggunakan obat itu membuat janin berisiko terkena gangguan perkembangan otak, berat lahir yang lebih kecil, dan masalah perilaku di masa kanak-kanak.

Para dokter mengatakan perempuan hamil yang merokok atau mengisap ganja untuk meredakan mual di pagi hari harus menghentikannya.

Azar mengatakan Presiden Donald Trump menyumbang sekitar AS$100.000 dari gaji tahunannya untuk mendanai kampanye digital guna menyoroti risiko ganja.

Ganja masih ilegal di tingkat federal, tetapi sejumlah negara bagian telah melegalkan jumlah terbatas untuk keperluan rekreasi atau medis, membuat banyak orang yakin zat itu relatif tidak berbahaya. [my/pp]