Pemerintah Berencana Relokasi Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Rumah-rumah yang rusak akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Senin, 4 November 2024. (Foto: AP Photo)

Pemerintah masih menghitung berapa banyak warga yang perlu direlokasi dari kawasan dekat Gunung Lewotobi Laki-laki.

Para pejabat mengatakan pemerintah berencana merelokasi secara permanen ribuan penduduk setelah serangkaian letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki yang menewaskan sembilan orang dan merusak ribuan rumah.

Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, meletus pada Minggu (3/11) malam yang disusul dengan letusan-letusan kecil pada Senin (4/11) dan Selasa (5/11). Gunung berapi itu juga masih berstatus awas.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto mengatakan dalam pernyataannya, Rabu (6/11), bahwa relokasi permanen dipertimbangan sebagai "langkah-langkah mitigasi jangka panjang" untuk mengantisipasi erupsi yang sama di masa depan.

BACA JUGA: Empat Bandara Tutup, Bantuan Logistik ke Flores Timur Lewat Laut dan Darat

Suharyanto menambahkan bahwa pemerintah berencana merelokasi seluruh warga yang tinggal dalam radius tujuh kilometer dari kawah.

Ada lebih dari 16 ribu warga yang bermukim di desa-desa yang paling dekat dengan gunung berapi itu. Namun, pemerintah masih menghitung berapa banyak warga yang akan direlokasi secara permanen.

Hingga Rabu (6/11) pagi, sekitar 2.500 orang telah dievakuasi, kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur, Heronimus Lamawuran.

Sejumlah warga di desa Boru, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, berupaya menyelamatkan diri saat Gunung Lewotobi Laki-laki meletus kembali pada Selasa, 5 November 2024. (Foto: Arnold Welianto/AFP)

Tanpa memberi perincian, Suharyanto mengatakan pemerintah juga akan membangun rumah-rumah untuk relokasi.

"Gunung tidak bisa dipindah jadi kita (masyarakat) yang harus pindah ke tempat aman," tambah Suharyanto.

Pemerintah Daerah Flores Timur telah menetapkan keadaan darurat selama 57 hari ke depan dan melarang aktivitas apa pun dalam jarak tujuh kilometer dari kawah.

BACA JUGA: Sedikitnya 10 Orang Tewas Akibat Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Selasa (5/11) menaikkan status gunung berapi Iya yang juga terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur, menjadi "waspada" karena aktivitas gunung berapi yang “meningkat”, meskipun tidak ada letusan yang tercatat hingga Rabu (6/11) pagi. Gunung Iya berjarak sekitar 200 kilometer dari Gunung Lewotobi Laki-laki.

Kepala PVMBG Hadi Wijaya mengatakan mengatakan kenaikan aktivitas Gunung Iya tidak ada hubungannya dengan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. [ft/es]