Pemerintah akan memanfaatkan ajang Forum Ekonomi Dunia untuk Asia Timur (World Economic Forum on East Asia) yang digelar di Jakarta 19 – 21 April 2015, sebagai promosi investasi dan ekspor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil di arena pertemuan Forum Ekonomi Dunia untuk Asia Timur di Hotel Shangi-La Jakarta Senin (20/4) mengatakan, Pemerintah berharap dapat menjaring banyak investor dan menjalin kerjasama perdagangan baru dengan negara lain di forum ini.
"Yang datang adalah para pelaku bisnis, para pengambil keputusan atau kebijakan dari berbagai perusahaan di kawasan ini, maupun yang berada di Eropa dan Amerika. Maka yang kita harapkan adalah bahwa mereka inilah yang membikin keputusan setelah mendengar apa yang dibicarakan. Mereka yang datang di forum ini memang sudah berencana untuk melakukan investasi di Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.
Sofyan menjelaskan dalam forum ini para investor bisa bertanya mengenai segala permasalahan yang mungkin terjadi di Indonesia, agar mereka tidak ragu lagi terhadap kebijakan pemerintah dan iklim investasi secara keseluruhan.
Menurut Sofyan, kehadiran investor sangat penting dalam membangun perekonomian nasional, apalagi pemerintah berupaya untuk mendorong pembangunan infrastruktur, meningkatkan sektor pariwisata dan memperkuat sektor manufaktur. Untuk infrastruktur yang paling penting dibutuhkan saat ini menurut Sofyan adalah listrik.
"Infrastruktur yang kita butuhkan adalah hampir semua infrastruktur. Terutama adalah power. Kita yakin dengan pendekatan seperti ini maka listrik ini insya Allah dalam lima tahun yang akan datang akan tercapai target 35 ibu mega watt. Kalau kita bangun 35 ribu megawatt, apakah sudah cukup ? Belum," lanjutnya.
"Karena kita punya saat ini hanya 52 ribu megawatt, tambah 35 ribu megawatt hanya baru 87 ribu megawatt. Ini masih kecil. Indonesia dalam 10 atau 20 tahun yang akan datang kita butuh sekitar 250 ribu megawatt supaya ekonomi kita bisa tumbuh," jelas Menko Sofyan Djalil.
Indonesia untuk kedua kalinya menjadi tuan rumah WEF untuk kawasan Asia Timur, setelah yang pertama pada 2011, dan dihadiri oleh kurang lebih 700 partisipan dari para pebisnis, sektor swasta, LSM dan organisasi internasional lainnya.
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel selaku Ketua Panitia penyelenggaraan World Economic Forum (WEF), Pemerintah tidak mematok target investor yang mampu terjaring dalam forum tersebut.
"Justru kita ingin memanfaatkan even ini untuk lebih meyakinkan para pelaku usaha dunia melihat bahwa Indonesia ini sebagai negara yang menarik untuk investasi. Dan kita ingin memanfaatkan itu untuk mempromosikan tentang bagaimana visi dan misi pemerintahan presiden sekarang kepada mereka karena pasti banyak ingin mengetahui dengan pemerintahan baru ini," kata Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.
"Saya kira pemerintah kan sudah banyak melakukan upaya-upaya pembenahan penyempurnaan. Misalnya perijinan satu atap melalui BKPM. Lalu arah perencanaan pembangunan infrastruktur juga sudah jelas. WEF ini satu even yang cukup besar yang harus kita manfaatkan untuk kita meyakinkan negara-negara lain. Karena yang hadir disini juga banyak orang-orang yang besar dan bisa mempunyai pengaruh," lanjutnya.
Forum bertema "Anchoring Trust in East Asia's New Regionalism" ini terdiri dari tiga pilar, yakni Pembahasan Masyarakat Dunia yang mengidentifikasi potensial solusi untuk menekan tantangan sosial. Lalu pembahasan Ekonomi Baru yang membahas peluang dan gangguan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur, semisal inovasi teknologi, dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN atau kelestarian lingkungan dan sosial.
Yang terakhir adalah, pembahasan Kawasan Regional Baru yang tidak hanya mengkaji perkembangan kerjasama regional, tapi juga tekanan politik yang dapat menghambat kemajuan.
Tiga kepala negara hadir dan menyampaikan paparan dalam forum WEF ini. Selain itu terdapat 27 menteri dan puluhan CEO terkemuka juga hadir dalam pertemuan akbar ini.
Selain itu, karena acara ini digelar bersamaan waktu dengan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA), maka banyak pengusaha Asia Afrika yang juga akan hadir. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalilmenyatakan total ada 800 orang peserta yang hadir dalam forum ini.