Pemerintah Indonesia meningkatkan upaya untuk menlindungi pasar-pasar keuangannya yang terguncang dari ketidakstabilan global hari Selasa (25/8), memberlakukan batas harian baru untuk berapa banyak saham dapat jatuh dan mengorganisir program pembelian kembali saham.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah dipaksa berespon cepat atas situasi global, di tengah kesulitan akibat melemahnya konsumsi domestik dan harga-harga komoditas yang anjlok.
Indeks saham Indonesia berkinerja terburuk secara regional sejauh ini tahun ini, turun sekitar 20 persen, sementara rupiah jatuh ke nilai terendah dalam 17 tahun terakhir terhadap dolar AS.
Untuk mengurangi volatilitas pasar, bursa saham hari Selasa memperketat batas harian mengenai berapa besar saham dapat jatuh sampai ke maksimum 10 persen, dari kisaran sebelumnya pada 20-35 persen.
Batas harga atas akan dipertahankan antara 20 persen sampai 35 persen, menurut pernyataan dari bursa.
Meski indeks saham gabungan naik 1,7 persen Selasa, sejumlah saham jatuh akibat batas harian baru, termasuk peritel elektronik PT Electronic City, produsen gas PT Surya Eka Perkasa dan Bank Woori Saudara.
Pasar yang lebih luas mendapat dukungan dari badan-badan usaha milik negara, yang meluncurkan rencana yang didukung pemerintah untuk membeli kembali saham mereka sedikitnya Rp 10 triliun.
"Pembelian kembali...bertujuan untuk memberikan stimulus untuk perdagangan di bursa," ujar Nurhaida, komisioner pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK melonggarkan aturan minggu lalu yang memungkinkan perusahaan-perusahaan publik untuk membeli kembali saham mereka untuk mengurangi "fluktuasi pasar yang berlebihan."
Di pasar valuta asing, pihak berwenang juga berupaya mendorong rupiah, yang jatuh sampai 14.085 terhadap dolar hari Selasa, atau terlemah sejak Juli 1998.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah akan mencoba lebih banyak menggunakan yuan daripada dolar ketika berdagang dengan China, mitra perdagangan terbesar Indonesia.
Minggu lalu, Bank Indonesia mengubah mekanisme lelang dari beberapa instrumen keuangan dan menawarkan jangka waktu lebih panjang sebagai bagian dari upaya untuk mendukung rupiah.
Presiden Joko Widodo juga mendorong konsumen untuk membantu menolong rupiah.
"Mari membantu rupiah yang melemah dengan membeli produk-produk lokal," tulis Presiden dalam akun Twitternya.